Dengan laptop yang menyala, aku mulai mengetik. Baru satu halaman, angin sepoi-sepoi mengundang kantuk luar biasa. Ku tengok jam di handphone, ternyata masih jam 13:15 WIB. Tidur sebentar, pikirku. Aku pun tidur.
Suara adzan berkumandang di sore hari, aku terkaget bangun. Sudah jam 17:37 WIB. Aku melanjutkan mengerjakan tugas. Belum ada satu dari tiga tugas yang selesai. Kembali aku mulai mengerjakan tugas. Akhirnya satu tugas selesai, sisa dua. Karena sudah malam, aku pergi mandi. Setelah merasa segar, aku kembali melanjutkan mengerjakan dua tugasku. Tapi aku perlu kopi terlebih dahulu. Setelah membuat kopi, aku duduk kembali mengerjakan tugas. Kekuatan dan inspirasi dari kafein menambah semangatku, tapi tiba-tiba panggilan masuk ke handphone.
"Hallo, Riz, mabar yuk!"
"Ah, lagi kerja tugas nih, malah kumpulnya besok."
"Alah, cuma bentar aja, ayolah!"
"Okelah, gas..."
Tugas aku tunda dengan dalil bahwa setelah main game, aku akan kembali menyelesaikan tugas. Waktu berlalu, aku keasyikan bermain game, dan jam sudah menunjukkan pukul 23:00 WIB. Karena sudah tengah malam, aku tidur tanpa melanjutkan tugas karena sangat mengantuk.
Malam berlalu, aku bangun dan ternyata sudah pukul 09:00 WIB. Dengan menyesal, aku sadar batas pengumpulan tugas sudah lewat. Aku memarahi diriku sendiri. Baru awal kuliah, manajemen diriku begitu berantakan. Aku berusaha menyelesaikan tugas sebisanya, karena pengumpulan masih bisa dilakukan meski nilainya tidak akan sempurna.
Sejak saat itu, aku memutuskan tidak mengulangi kesalahan lagi. Aku menghapus game dan semua media sosial dari handphone. Mulai menyusun jadwal rutinitas harian. Aku benar-benar bertekad untuk berubah dan memikirkan masa depank
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H