Setelah mendengar perkataan Malaikat itu, maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu. Ternyata, ketidaksempurnaan para murud perempuan justru membuat mereka menjadi saksi pertama dari peristiwa besar, yaitu kebangkitan Yesus yang menjadi kunci iman Kristen.
Dari hal ini saya belajar, ternyata untuk menjadi saksi Kristus, kita tidak harus sempurna dulu dalam memahami setiap ajaranNya. Cukup lakukan saja yang diketahui dan dipahami, selanjutnya Tuhan yang akan menyempurnakan.
Saya jadi teringat dengan proses vaksinasi covid-19 yang sedang diprogramkan pemerintah saat ini. Dalam hal pemahaman, saya pun bergumul dan terkadang ragu, benarkah ini efektif? Tidakkah ini justru beresiko?
Tetapi dalam segala tanda tanya yang ada, saya akhirnya memutuskan untuk percaya pada proses vaksinasi. Saya percaya, pemerintah adalah wakil Tuhan di dunia untuk memimpin dan mensejahterakan bangsa. Dan saya memilih untuk percaya pada program vaksinasi yang dilaksanakan pemerintah.
Dalam konteks pelayanan, teladan para murid perempuan itu mengajarkan kita untuk tidak menunggu sempurna dulu baru melayani Tuhan. Tetapi kapan saja Tuhan memilih dan memanggil, seharusnya kita meresponi dengan taat.
Teladan para murid perempuan itu juga menyadarkan kita, untuk tidak menunggu serba berkelimpahan baru bisa memberi dan menolong orang lain. Dalam masa-masa sulit pandemi covid-19 saat ini, kita diminta untu saling memperhatikan dan saling menolong agar dapat bersama-sama melalui kesulitan ini sebagai satu bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan yang terkandung dalam Pancasila.
Selamat Merayakan Paskah 2021. Mari bersama bangkit dari keterpurukan karena Pandemi Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H