Selanjutnya, ketika membaca kisah ini, saya berpikir bukankah tindakan pata perempuan itu terlalu ceroboh? Belum lagi soal batu besar penutup kubur, bagaimana mungkin tanpa membawa serta laki-laki mereka dapat masuk ke dalam kubur?
Tetapi sekali lagi, kisah perempuan-perempuan ini memberikan teladan bagi iman Kristen saya. Terkadang saya lebih sering mengandalkan pikiran, dan sangat sulit untuk beriman dengan polos seperti yang ditunjukkan perempuan-perempuan itu.
Beriman dengan polos bukan berarti iman yang buta tanpa dasar, tetapi iman yang tidak neko-neko. Karena sebenarnya, jika semua tanda tanya bisa terjawab oleh pikiran kita, maka sesungguhnya kita tidak sedang beriman yang sungguh-sungguh.
Jika kita menjadi percaya karena telah melihat dan menyaksikan dengan mata sendiri, maka sebenarnya kita belum memiliki iman. Tetapi orang yang beriman adalah mereka yang percaya meski tidak pernah melihat.
Iman polos yang ditunjukkan oleh para perempuan itu, ternyata diperhatikan oleh Tuhan yang mengetahui isi hati manusia yang terdalam. Setibanya di kubur itu, hal yang diluar dugaan terjadi. Ternyata, pintu kubur itu telah terbuka.
Pastilah para murid perempuan itu sangat terkejut. Sejumlah tanda tanya mungkin menguasai pikiran mereka. Dan mungkin saja membuat mereka untuk segera masuk dan melihat apa yang terjadi di dalam.
Ternyata, kubur itu telah kosong. Mereka yakin benar, kubur itu adalah tempat mayat Yesus sebelumnya dibaringkan. Tetapi mengapa kini hanya ada kain kafan disana? Dimana mayat Yesus?
Keberanian dan kepolosan mereka kini berganti dengan kebingungan, kesedihan dan ketakutan. Bingung dengan semua yang terjadi. Kesedihan karena kini mereka tidak lagi bisa bertemu dengan Yesus dan memuliakanNya dengan rempah-rempah seperti yang mereka rencanakan. Ketakutan karena mungkin saja mayat guru mereka itu telah dicuri.
Sekali lagi, Tuhan memahami apa yang mereka rasakan. Malaikat utusan Tuhan datang dan menjelaskan pada mereka apa yang sebenarnya terjadi.
"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." Demikian penjelasan kedua Malaikat itu.
Hal ini mengungkap hal lain dari para murid perempuan itu. Selain berani dan polos, ternyata mereka tidak sempurna dalam memahami perkataan dan ajaran Yesus.