Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Hindari Mental "FOMO" Saat Investasi Saham

20 Januari 2021   06:01 Diperbarui: 20 Januari 2021   15:58 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by William Iven, Unsplash.

Beberapa hari lalu, seorang kenalan bertanya tentang investasi saham. Tentu saja, dengan senang hati saya mencoba memberikan gambaran soal saham sesuai dengan yang ditanyakan.

Di awal-awal berdiskusi, kenalan tersebut menanyakan tentang bagaimana berinvestasi saham. Saya pun kemudian menunjukkan bagaimana mudahnya melakukan transaksi saham melalui aplikasi yang ada di gawai.

Pertanyaan yang diajukan kemudian berkembang soal bagaimana memilih saham yang baik untuk diinvestasikan. Secara sederhana, saya kemudian menjelaskan soal analisis fundamental dan analisis teknikal.

Meski saya tahu betul, akan sulit baginya untuk mencerna penjelasan yang saya berikan, tapi paling tidak ia menangkap poin penting yang ingin saya sampaikan, bahwa ketika ingin berinvestasi saham, kita harus mampu menganalisa saham yang akan dimiliki.

Termasuk mengenal dengan baik profil perusahaan yang akan kita beli sahamnya, juga bagaimana secara sederhana membaca laporan keuangan dan prospek produk yang dijual perusahaan tersebut.

Diskusi pun terus berkembang, kenalan tadi penasaran bagaimana menentukan harga wajar dari suatu saham. Secara sederhana saya pun mengenalkan beberapa indikator dasar terkait harga saham seperti PER, PBV dan sebagainya.

Sekali lagi, saya yakin benar bahwa kenalan tadi sudah mulai pusing. Bagaimana tidak, ia seolah sudah tidak sabar ingin tahu dari A ke Z soal saham hanya dalam sekejap saja. Padahal, saya pun masih terus belajar secara bertahap untuk berinvestasi saham hingga kini.

Hingga kemudian pertanyaan pamungkas pun dilontarkan, "saham apa yang kamu punya sekarang?"

Saya pun menunjukkan portofolio saham yang saya punya. Bukan bermaksud untuk pamer, kebetulan saat itu potofolio saya memang sedang cuan lumayan. Ia pun kemudian mengatakan, "Kalau begitu kasi contekan ya kalau mau beli saham lagi, supaya saya ikutan cuan."

Wah, inilah sebenarnya yang paling saya hindari ketika mendiskusikan investasi saham hingga intip-intipan portofolio. Bukan apa-apa, saat berinvestasi saham, kita benar-benar harus menghindari mental "FOMO" alias "fear of missing out."

Mental "FOMO" adalah semacam perasaan takut karena ketinggalan dari orang lain yang memperoleh cuan atau profit saat investasi saham. Biasanya, orang-orang dengan mental seperti ini beli saham dengan ikut-ikutan, tanpa melakukan analisa sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun