Awal tahun pelajaran 2020/2021 lalu, saya dan istri diperhadapkan dengan kondisi dilematis soal pilih sekolah untuk anak kami yang akan memasuki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Hal pertama yang membuat dilema adalah soal masa pandemi covid-19 yang terjadi. Ada keraguan yang besar kami rasakan, memutuskan apakah akan menunda anak masuk PAUD atau jalan terus.
Baca juga : Anak Masuk PAUD Saat Pandemi, Tunda Dulu atau Jalan Terus?
Setelah berdiskusi bersama, juga meyakinkan diri dari hasil jawaban doa yang disampaikan kepada Tuhan, kami pun mantap untuk memasukkan putri kami ke PAUD tahun lalu.
Setelah hal dilema pertama terjawab, muncul yang kedua, sekolah mana yang akan kami pilih?
Dilema yang kedua ini jauh lebih terasa sulit. Sekali lagi, pasalnya kami akan mengantarkan anak kami ke sekolah pertamanya dalam situasi pandemi covid-19. Sementara saya tahu benar bahwa Pekanbaru saat itu ada di zona merah dan tidak diizinkan untuk mengadakan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Karena saya adalah seorang pendidik, maka saya harus yakin benar, sekolah yang akan dipilih benar-benar siap menghadapi pembelajaran yang tak biasa, yaitu pembelajaran daring.
Mungkin akan lebih mudah jika bicara soal sekolah di level menengah, seperti SMP dan SMA. Masalahnya ini level PAUD dan anak kami belum pernah belajar di sekolah formal sebelumnya.
Kami kemudian memutuskan untuk mendatangi langsung beberapa sekolah yang menurut kami masuk kriteria yang telah kami tetapkan. Saya meminta istri untuk membawa putri kami, melihat langsung sekolah yang dituju untuk melihat responnya terhadap sekolah itu.
Setelah pulang dari sana, kami kemudian mengajak putri kami berdiskusi. Menanyakan bagaimana tanggapannya terhadap masing-masing sekolah yang telah dikunjungi.