Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Cerita Rakyat Riau "Lancang Kuning" dan Sebuah Pesan bagi Para Pemimpin

10 Januari 2021   22:34 Diperbarui: 12 Januari 2021   08:35 7343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : (Liputan6.com/ M Syukur) 

Dari cerita rakyat yang dikisahkan dalam lirik lagu "Lancang Kuning" ini, kita bisa memetik pelajaran berharga bagaimana menjadi seorang pemimpin, tidak hanya pemimpin dalam konteks pemerintahan tetapi juga dalam organisasi atau lembaga.

Pertama, seorang pemimpin haruslah orang yang diberi anugerah dan passion untuk memimpin. Seseorang yang tidak kurang faham tetapi memahami secara baik seluk peluk kepemimpinan. Menyerahkan roda kepemimpinan kepada seseorang yang tidak punya kemampuan dan hati untuk memimpin niscaya akan membawa kehancuran.

Terlebih lagi jika dipimpin oleh seseorang yang ambisi pribadinya jauh lebih utama dari kemashalatan negeri, maka tinggal menunggu waktu, apa yang dipimpinnya akan tenggelam dan hilang.

Kedua, meskipun seorang pemimpin dianggap seorang yang paling tepat untuk memimpin, bukan berarti ia tidak butuh orang lain untuk menjalankan kepemimpinannya. Justru, pemimpin yang bijaksana selalu akan belajar dan bersedia mendengarkan nasihat dari orang lain termasuk dari orang yang tak diperhitungkan sekalipun jika itu berguna bagi kebaikan bersama.

Namun, tentu saja ini bukan berarti setiap orang berhak memaksakan gagasannya untuk diikuti oleh sang pemimpin. Bagaimanapun, saya percaya seorang pemimpin yang dekat dengan Tuhannya, akan mempertimbangkan sesuatu yang disampaikan dan memberikan putusan sesuai hikmat dan petunjuk Sang Ilahi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun