Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ada Ancaman Virus Mutasi, Masih Ampuhkah Vaksin yang Sudah Ada?

4 Januari 2021   21:38 Diperbarui: 4 Januari 2021   22:14 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin Covid-19 (SHUTTERSTOCK/solarseven) Sumber : Kompas.com 

Penambahan kasus baru terinfeksi Covid-19 di dunia terus meningkat hingga awal tahun 2021 ini. Kenaikan jumlah kasus baru ini diperparah dengan kekuatiran akan munculnya ancaman virus mutasi Covid-19 yang dikabarkan lebih mudah menular.

Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, beberapa waktu lalu telah mengumumkan varian virus mutasi Covid-19 yang dinamai VUI 202012/01 atau disebut sebagai varian B.1.1.7.

Dari salah satu publikasi jurnal ilmiah yang beredar, studi yang dilakukan oleh 10 ilmuwan dari konsorsium genomik Covid-19 Inggris (COG-UK) menemukan bahwa varian ini muncul akibat adanya mutasi. Varian ini muncul akibat adanya perubahan genetik pada protein Spike yang berfungsi untuk menginfeksi inang.

Penemuan varian baru virus mutasi Covid-19 ini diduga telah menyebabkan lonjakan kasus baru di negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Dari data yang dirilis Worldometers, kasus baru terinfeksi Covid-19 di Inggris di awal tahun baru 2021 ini selalu di atas 50 ribu kasus per hari. Data yang dilaporkan pada 3 Januari lalu misalnya, jumlah penambahan kasus baru terinfeksi Covid-19 di Inggris mencapai 54.990 kasus.

Tak hanya Inggris, sejumlah negara di dunia khususnya di Eropa juga melaporkan kenaikan jumlah kasus baru terinfeksi Covid-19 periode akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021 ini.

Tren kenaikan di sejumlah negara telah membuat secara kumulatif hingga senin (4/1/2021), total orang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia sudah melebihi 85 juta kasus. Meski angka kesembuhan dilaporkan telah mencapai 60,5 juta, namun tak kurang dari 1.852.795 jiwa dilaporkan meninggal dunia akibat Covid-19.

Berdasarkan rilis data dari Wordometers hingga senin (4/1/2011), jumlah orang terinfeksi Covid-19 di Indonesia telah menyentuh angka 772.103 kasus dengan total kematian mencapai 22.911 kasus.

Penambahan jumlah kasus baru orang terinfeksi Covid-19 di Indonesia per hari ini (4/1/2011) sebanyak 6.753 kasus dengan penambahan angka kematian sebanyak 177 kasus.

Beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat kandidat vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan mitranya BioNTech. Kandidat vaksin yang dikembangkan ini diklaim memiliki tingkat keampuhan mencapai 95% berdasarkan hasil analisa awal uji klinis tahap tiga.

Jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia bernama CoronaVac yang dikembangkan oleh Sinovac  Biotech Ltd. Dari informasi yang berkembang, dikabarkan tingkat keampuhan vaksin ini adalah 91%.

Informasi terbaru, Pemerintah RI melalui Kementerian Kesehatan menambah vaksin Novavac Inc, buatan Amerika Serikat. Vaksin terbaru ini menambah 6 jenis vaksin Covid-19 yang direncanakan sebelumnya sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020.

Seiring dengan informasi yang berkembang akhir-akhir ini terkait hadirnya virus mutasi yang dikabarkan lebih mudah menular, masih ampuhkan vaksin Covid-19 yang telah dikembangkan sebelumnya, termasuk yang segera akan digunakan di Indonesia?

Meski kabar yang santer terdengar menyebut varian B.1.1.7 yang ditemukan di Inggris tersebut menular lebih cepat, namun jika mengacu pada penelitian yang dilakukan COG-UK, dampak mutasi virus Covid-19 ini belum diketahui.

Seorang ahli asal Inggris menyatakan bahwa informasi genetik pada banyak virus memang dapat berubah dengan sangat cepat dan terkadang perubahan ini dapat menguntungkan virus sehingga mampu menularkan secara lebih efisien atau melarikan diri dari vaksin.

Adanya virus mutasi tersebut tidak berarti penyakit akan lebih lebih berbahaya. Kuncinya tetap pada pemantauan dan penelitian. Kesimpulannya, adanya virus mutasi Covid-19 ini tidak serta merta membuat vaksin Covid-19 yang sudah ada lantas menjadi tidak efektif.

Namun tentu saja, kita tidak boleh menganggap enteng terhadap penularan Covid-19 karena proses vaksinasi yang sebentar lagi dilaksanakan di Indonesia. Bagaimana pun pandemi covid-19 masih ada dan terus mengancam hingga saat ini.

Sembari proses vaksinasi sedang diupayakan, kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kebiasaan 3M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak harus terap dilakukan dengan disiplin.

Termasuk tetap melakukan isolasi mandiri pasca liburan akhir tahun yang baru usai. Dengan taat melakukan isoman, kita akan menghindarkan diri dari kemungkinan menularkan virus corona kepada orang lain.

Selain itu, kita harus terus menjaga dan meningkatkan imun tubuh dengan tetap menjaga pola hidup sehat, makan makanan dengan gizi seimbang, instirahat yang cukup dan melakukan olah raga secara rutin.

Bagaimanapun, proses vaksinasi akan berlangsung secara bertahap. Jika sudah tiba giliran kita, maka mari bersama mendukung program vaksinasi dengan turut bersedia divaksin demi memutus rantai penularan Covid-19.

Selagi belum sampai giliran kita untuk divaksin, maka penerapan protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan sebaik-baiknya sembari terus berdoa agar kita tetap sehat dan terhindar dari penularan Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun