Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kebangkitan Lumpur Lapindo dan Pemulihan Ekonomi Indonesia

30 November 2020   11:38 Diperbarui: 30 November 2020   14:34 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun mulai awal November lalu, seolah bosan telah lama tertidur pulas, saham-saham Grup Bakrie terlihat mulai bangkit. Paling tidak ini terlihat dari 2 emiten saham Grup Bakrie yaitu Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan Bumi Resources TBK (BUMI).

Awal November, ENRG mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Bergerak dari kisaran harga 50 - 51, pekan lalu ENRG ditutup dengan harga Rp81 per lembar saham, mengalami kenaikan 62% tidak sampai sebulan. Kenaikan fantastis yang dapat memberikan cuan besar bagi investor yang jeli.

Pada sesi pertama perdagangan hari ini (30/11/2020), ENRG bahkan mencapai harga tertinggi di level Rp96 per lembar saham. Artinya, jika pada Oktober lalu investor saham sempat melirik ENRG di harga Rp51, maka hari ini akan mampu meraup keuntungan lebih 88%.

BUMI memang bergerak sedikit lambat dibandingkan saudaranya ENRG. Hingga 20 November lalu, harga saham BUMI masih dibandrol gocap per lembar saham. Namun mulai pekan lalu, BUMI turut terbangun seiring dengan kebangkitan ENRG.

Pada perdagangan hari pertama pekan lalu, BUMI ditutup naik 6% di level Rp53 per lembar saham. Dan pada penutupan hari jumat lalu (27/11/2020), BUMI telah berada di harga Rp71 per lembar saham, atau mengalami kenaikan 42%.

Sempat menyentuh harga tertinggi di level Rp80 sebelum penutupan perdagangan pekan lalu, hari ini BUMI kembali di buka di harga Rp71 per lembar saham. Sebelum penutupan sesi pertama hari ini, BUMI sempat menyentuh angka tertinggi di Rp73 per lembar saham.

Berapa analis pasar modal, menyebutkan kecenderungan IHSG yang terus meroket selama pekan lalu, menunjukkan sentimen positif pada ekonomi di tanah air. Semoga ini jadi tanda awal bangkitnya perekonomian kita dari lembah resesi ekonomi akibat pandemi covid-19.

Sejak awal November lalu, IHSG terus beranjak naik dari kisaran level Rp5.100. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, IHSG telah bertengger di posisi mendekati Rp5.800. IHSG telah naik sekitar 700 poin atau lebih dari 13% selama bulan November ini.

Selain itu, seiring dengan ekonomi dunia yang mulai membaik, memberikan angin segar pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang energi. Kemungkinan ini juga lah yang menyebabkan kebangkitan 2 saham milik Bakrie Group itu.

Di tambah lagi info terbaru yang belakangan berkembang soal baterai "Lusi Cell" berbahan material lumpur lapindo atau lumpur Sidoarjo, diklaim 10% lebih tahan lama dibandingkan dengan baterai-baterai sejenis lainnya di pasaran.

Apakah lumpur lapindo yang selama ini hanya dinilai membawa bencana ternyata telah memberikan angin segar bagi dunia industri baterai tanah air ke depan? Kita masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun