Sekolah Mengengah Kejuruan (SMK) tidak mungkin bisa menjadi Sekolah Vokasi Unggulan jika tidak bekerjasama dengan Industri dan Dunia Kerja (IDUKA). Sekolah yang mengabaikan keterlibatan IDUKA, hanya akan menjadi SMK yang bersifat akademis, tidak memiliki kemampuan untuk memperlengkapi siswa agar terampil dan berdaya guna di dunia kerja.
Sebagaimana tujuan utama didirikannya SMK adalah menghasilkan tenaga-tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten di IDUKA. Dan untuk mencapai tujuan ini, Sekolah Vokasi mau tidak mau harus melibatkan IDUKA dalam pengembangan dan penyelarasan kurikulum, juga dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Kurikulum di Sekolah Vokasi harus bersifat dinamis dan relevan dengan kondisi zaman. Kurikulum yang disediakan oleh kementerian tidak bersifat kaku dalam penerapannya di sekolah, karena itu perlu dilakukan sinkronisasi dan validasi kurikulum dengan IDUKA.
Kegiatan sinkronisasi dan validasi kurikulum kurikulum ini dilakukan untuk mengembangkan, menyelaraskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum secara sistematik, prosedural dan efektif.
Sekolah Vokasi Unggulan harus mampu mengembangkan kurikulum secara mandiri sehingga relevan dengan kebutuhan zaman. Karena itu, diperlukan tim pengembang kurikulum yang memiliki kemampuan untuk merancang dan mendisain paket pembelajaran yang tertuang dalam dokumen kurikulum secara utuh.
Pilihan kurikulum yang dikembangkan dapat berupa penambahan dan penyisipan dari kurikulum yang telah ada. Namun, tidak menutup kemungkinan pula untuk merombak total kurikulum yang telah ada sehingga dihasilkan kurikulum baru yang adaptable dan relevan.
Hasil kurikulum yang dikembangkan oleh tim internal sekolah ini, lalu tidak serta merta dilaksanakan. Sekolah perlu mengundang pihak IDUKA untuk memberi masukan dan menyelaraskan kurikulum yang telah dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi terbaru di IDUKA.
Industri dan Dunia Kerja selalu bersifat dinamis. Selalu ada perkembangan dan inovasi terbaru yang diadaptasi. Sekolah Vokasi tidak boleh berpuas diri dengan menerapkan kurikulum warisan yang ada. Harus ada upaya untuk melakukan penyelarasan kurikulum yang telah ada.
Karena itu, kegiatan sinkronisasi dan validasi kurikulum ini harus kontinu dilakukan setiap tahun untuk memastikan proses pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Vokasi relevan dan kontekstual dengan perkembangan yang terjadi di IDUKA.
Selanjutnya, dari dokumen kurikulum yang telah diselaraskan, guru membuat silabus untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan. Silabus ini kemudaian menjadi dasar bagi guru untuk merancang program pembelajaran secara tahunan dan semester, juga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan tatap muka.
Berdasarkan kurikulum yang telah dikembangkan dan diselaraskan, tugas berikutnya adalah bagaimana sekolah memastikan guru mengejar kualitas pembelajaran di kelas. Pada dasarnya, kurikulum hanyalah desain. Pelaksanaan pembelajaran di kelas harus diupayakan dengan sebaik-baiknya untuk melatih siswa mengembangkan kemampuan Higher Order Thinking Skill (HOTS).