Denda ini pun banyak mendatangkan respon dari berbagai pihak. Disebut-sebut, besarnya biaya perawatan untuk setiap pasien Covid-19 sangat besar, mencapai rata-rata 184 juta rupiah per pasien.
Jika melihat angka ini, tentu saja besaran denda 50 juta yang diberikan sangat tidak sebanding dengan potensi penyebaran virus corona pada kerumanan yang melibatkan Rizieq Shihab. Maka wajar saja kejadian ini sangat disayangkan oleh berbagai pihak.
Pada 2 Desember 2020, FPI sebenarnya kembali akan mengadakan hajad besar dalam rangka reuni alumni 212. Namun, dalam sebuah video yang juga beredar hari ini, panitia pelaksana reuni 212 secara resmi telah menyatakan pembatalan kegiatan tersebut.
Alasan pembatalan yang disampaikan bahwa panitia tidak mendapat izin untuk mengadakan kegiatan ini yang semula direncanakan di Monas. Ketua panitia reuni 212 kemudian menyebutkan akan mengganti acara besar itu dengan dialog yang diisi oleh Rizieq Shihab dengan peserta sekitar 100 orang.
Menyikapi apa yang terjadi ini, setiap elemen masyarakat sudah seharusnya tetap taat pada protokol kesehatan yang terjadi. Pandemi Covid-19 masih terus terjadi hingga saat ini, berbagai aktivitas yang melibatkan kerumunan seharusnya dapat dihindari.
Kita tentu saja tidak berharap pandemi ini terus terjadi secara berkepanjangan. Pemutusan rantai penyebaran Covid-19 harus dilakukan keroyokan oleh setiap elemen bangsa. Ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kelompok masyarakat.
Terutama kelompok masyarakat yang punya basis massa besar, seharusnya dapat menahan diri untuk tidak mengadakan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak. Apalagi untuk kelompok masyarakat yang mengatas namakan agama, seharusnya bisa menjadi teladan dan memberikan edukasi terhadap bahaya Covid-19.
Tentu saja ini tidak hanya terkait FPI dan kelompoknya. Kelompok masyarakat lain juga termasuk kegiatan keagamaan yang menimbuklkan kerumunan harus tetap dihindari paling tidak hingga akhir tahun ini.
Dalam waktu dekat, umat kristen di seluruh daerah juga akan melaksanakan perayaan natal tahun2020. Hanya tinggal 2 pekan lagi, kita telah masuk ke bulan desember, bulan perayaan kelahiran Yesus Kristus.
Gereja dan umat kristen harus bisa memberikan teladan baik di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang terjadi. Kelahiran Kristus yang dipercaya memberikan kedamaian atas dunia harus dijadikan contoh oleh gereja dan umat kristen untuk tidak melakukan perayaan natal secara besar-besar di gedung gereja.
Umat kristen harus bisa menjadi teladan baik dan berfokus merayakan kelahiran sang Juru Selamat di lingkup keluarga kecil. Bagi saya, inilah kesempatan bagi keluarga-keluarga kristen untuk menghayati makna kelahiran Yesus Kristus dengan meningkatkan nilai-nilai baik di tengah keluarga.