Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asesmen Diagnosis, Langkah Awal Menghindari Dampak Negatif PJJ

4 November 2020   16:46 Diperbarui: 5 November 2020   18:50 1672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika siswa sulit menuliskan perasaannya, guru dapat melakukan observasi dengan dialog secara lisan. Atau jika siswa tertentu senang menggambar, guru dapat meminta siswa melukiskan perasaannya dengan cara membuat gambar.

Selanjutnya, identifikasi siswa yang memiliki perasaan negatif. Guru kemudian dapat melakukan tindak lanjut dengan melakukan diskusi empat mata. Jika diperlukan, guru dapat melibatkan orangtua untuk mendiskusikan penyelesaian masalah yang sedang terjadi.

Jika solusi atas permasalahan telah ditemukan, guru dapat mendorong siswa dan orangtua melakukan tindakan solutif untuk memperbaiki kondisi. Selanjutnya, lakukan kembali diagnosis hingga siswa tersebut telah menunjukkan kesiapan untuk belajar.

Untuk siswa yang menunjukkan perasaan positif, guru dapat memberikan penguatan. Jika diperlukan, guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan untuk menggali kondisi yang dialami siswa lebih dalam.

Dalam hal ini, diperlukan keterampilan guru untuk bertanya dan menggali informasi. Ketepatan hasil asesmen diagnosis awal bergantung pada kemampuan guru untuk membuat dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan agar mendapatkan informasi yang lebih komprehensif.

Ilustrasi diolah pribadi
Ilustrasi diolah pribadi

Setelah melakukan asesmen diagnosis non kognitif, guru selanjutnya melakukan asesmen diagnosis kognitif. Tujuan asesmen kognitif adalah untuk mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa, serta memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata.

Pada tahap persiapan asesmen diagnosis kognitif, guru dapat merencanakan jadwal pelaksanaan asesmen terlebih dulu. Kemudian, guru melakukan identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan KD sesuai Kurikulum Darurat yang disediakan pemerintah.

Asesmen diagnosis kognitif awal, disarankan terdiri dari 10 soal sederhana dengan pembagian 2 soal sesuai kelasnya, 6 soal dengan topik satu kelas di bawah dan 2 soal dengan topik dua kelas di bawah. Lalu berikan soal asesmen ini kepada semua siswa yang ada di kelas.

Soal asesmen dapat diberikan secara luring dengan jumlah siswa yang terbatas, atau dapat juga secara daring dengan menggunakan aplikasi kuis online. Atau dapat pula dengan memberikan penugasan di rumah.

Selanjutnya, tugas guru adalah melakukan analisis hasil asesmen diagnosis kognitif ini. Guru dapat membagi siswa menjadi 3 kelompok yaitu siswa di atas nilai rata-rata kelas (kelompok 1), siswa 1 semester di bawah rata-rata kelas (kelompk 2) dan siswa 2 semester di bawah rata-rata kelas (kelompok 3).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun