Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PJJ yang Penuh Tantangan: Mari Kembali pada Tujuan, Prinsip, dan Pendekatan PJJ

2 November 2020   15:10 Diperbarui: 3 November 2020   21:40 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa Melaksanakan PJJ di Bawah Tanaman Sawit untuk Mencari Sinyal Akses Internet | Dokpri

Sejak diterbitkan Surat Edaran Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, pembelajaran tatap muka di sekolah telah dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Dalam pelaksanaannya, PJJ dapat dilakukan dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring) maupun kombinasi keduanya atau yang disebut blended learning. Meski PJJ tlah berselang lebih dari 7 bulan, banyak guru masih merasa kebingungan, bagaimana seharusnya mendesain dan melaksanakan PJJ dengan baik.

Faktor utama yang menjadi penyebab munculnya kebingunan bagi banyka guru adalah karena pandemi ini datang secara tiba-tiba. Sekolah dan guru tidak punya persiapan yang cukup, sehingga proses PJJ dilaksanakan seperti uji coba tanpa arahan dan panduan yang jelas.

Sebenarnya, guru-guru dari semua tingkat pendidikan mulai dasar sampai menengah atas, telah berupaya untuk bisa adaptif dengan kondisi yang ada. Namun proses pembelajaran yang dinamis, terus memunculkan berbagai tantangan baru.

Jika di awal-awal pelaksanaan PPJ, tantangan yang muncul dan dihadapi guru adalah soal sulitnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kondisi pembelajaran yang tidak mungkin dilaksnakan secara tatap muka, menuntut pengembangan ide-ide kreatif dengan menggunakan media teknologi. Tidak sedikit akhirnya guru-guru di berbagai daerah yang kebingunan dan kehilangan ide.

Setelah kendala penggunaan media teknologi teratasi, muncul kembali masalah baru terkait efektivitas penggunaan media teknologi karena faktor tingkat ekonomi orangtua siswa yg berbeda-beda. Tidak semua siswa yang tidak punya gawai, kalau pun tersedia gawai, harus berbagi penggunaan dalam satu rumah. Kondisi ini menyebabkan beberapa siswa ketinggalan materi pembelajaran.

Selain itu, ketersediaan paket internet untuk mengakses pembelajaran daring juga jadi masalah yang kemudian muncul. Namun, pemerintah akhirnya memberi solusi dengan menyediakan paket internet gratis untuk keperluan belajar bagi seluruh siswa termasuk untuk guru.

Namun masalah tidak berhenti sampai disana. PJJ di level pendidikan dasar yang membutuhkan bekerjasama dengan orangtua dalam pendampingan, juga menjadi masalah. Tingkat pendidikan dan kesibukan orangtua yang bekerja menjadi kendala banyak orangtua yang tidak dapat memfasilitasi  dan mendampingi anak-anak untuk belajar.

Siswa belajar sambil menjaga adik | Dokpri
Siswa belajar sambil menjaga adik | Dokpri

PJJ yang telah berjalan cukup panjang, juga membuat kejenuhan terjadi tidak hanya pada siswa-siswa sebagai peserta belajar, juga bagi orangtua yang mendampingi. Banyak guru yang mengeluhkan soal materi pembelajaran yang tidak selesai juga soal keluhan siswa yang mulai malas-malasan utk mengumpulkan tugas.

Belum lagi bicara soal kebingunan melakukan asesmen atau penilaian hasil belajr, banyak guru yang mengeluhkan soal siswa dan orangtua yang tidak jujur saat mengerjakan tes atau ujian. Kebingunan guru melakukan bentuk asesmen ditambah persoalan karakter yang muncul, membuat banyak guru hampir frustasi dan patah semangat melakukan PJJ.

Namun demikian, bukan guru yang baik jika akhirnya menyerah dengan semua kendala yang ada. Guru-guru yang berhati mulia harus terus berupaya menjawab tantangan PJJ dan tidak terjebak untuk terus menerus mengeluh dan mengeluh. Guru-guru tetap berusaha mencari solusi terbaik yang tidak membebani siswa dan orang tua sehingga dapat memberikan pengalaman belajar jarak jauh yang bermakna.

Lantas, bagaimana merancang pembelajaran jarak jauh yang bermakna? Langkah awal yang perlu diperhatikan ialah mengetahui mengapa kita perlu melakukannya. Apa sebenarnya tujuan, prinsip dan pendekatan PJJ?

4 Tujuan Pembelajaran PJJ

Sesuai dengan SE dari Kemdikbud di atas, pada dasarnya ada 4 tujuan utama pelaksanaan PJJ. Pertama, memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama masa darurat pandemi Covid-19. Hal ini mengingatkan kita tentang tujuan dan cita-cita negara kita, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui proses pendidikan.

Membiarkan masa depan anak-anak bangsa kita tidak mendapatkan haknya untuk belajar berarti mengabaikan tujuan bernegara dan melanggar UUD 1945. Karena itu, setiap stakeholder terkait pendidikan, baik pemerintah, sekolah, guru dan orangtua harus mengupayakan terpenuhinya hak-hak belajar anak-anak kita.

Kedua, tujuan dilaksanakan PJJ adalah untuk melindungi warga satuan pendidikan, yaitu siswa dan guru dari dampak negatif Covid-19. Tingginya kasus penularan dan infeksi Covid-19, dan bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian, membuat negara harus melindungi warga satuan pendidikan dengan menerapkan PJJ.

Ketiga, tujuan dilaksanakan PJJ adalah mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, PJJ diharapkan secara baik dapat menghindarkan kerumunan yang menjadi salah satu faktor utama penularan Covid-19.

Memaksakan pembelajaran secara tatap muka di kelas yang sulit menerapkan protokol menjaga jarak, dikuatirkan akan meningkatkan penularan bahkan memunculkan klaster penularan dari lingkungan sekolah.

Keempat, tujuan pelaksanakan PJJ adalah memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orangtua. Pendidikan adalah suatu sistem yang sulit terlaksana tanpa dukungan dari pihak-pihak terkait. Karena itu, dalam pelaksanaannya, PJJ bertujuan agar semua bagian sistem pendidikan itu mendapatkan dukungan psikososial yang baik.

6 Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh

Dari keempat tujuan yang dirumuskan ini, PJJ seharusnya dilaksanakan dengan menerapkan 6 prinsip penting yang tidak boleh diabaikan. Pertama, dalam pelaksanaannya, PJJ harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan lahir batin seluruh warga satuan pendidikan.

PJJ tidak hanya mengutamakan dampak kesehatan fisik karena Covid-19, tetapi juga aspek kesehatan mental. Salah satu kendala yang dihadapi terkait PJJ bukan hanya soal teknis dan fasilitas, tetapi juga soal aspek psikis atau kejiwaan. Tidak sedikit siswa dan orangtua bahkan guru yang stres, karena itu PJJ harus dilaksanakan dengan juga memperhatikan kesehatan mental semua warga pendidikan.

Kedua, kondisi yang dirasa tidak ideal untuk belajar, proses PJJ harus dirancang dengan prinsip memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran seharusnya dirancang berbasis aktivitas sehingga memberi makna yang baik bagi peserta didik.

Ketiga, PJJ seharusnya dilaksanakan dengan berfokus pada pendidikan kecakapan hidup. PJJ tidak dilakukan untuk menuntaskan seluruh target kurikulum, tetapi menolong peserta didik untuk memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan dan terkait kehidupan sehari-hari.

Keempat, prinsip berikutnya dalam pelaksanaan PJJ adalah memperhatikan materi pembelajaran yang disajikan. Materi-materi ini harus bersifat inklusif sesuai dengan usian dan jenjang pendidikan. PJJ yang lebih menekankan kemandirian, harus dirancang agar sesuai dengan karakteristik setiap peserta didik.

Kelima, pemberian tugas harus dilakukan secara bervariasi tergantung daerah, satuan pendidikan serta minta murid. Tugas yang diberikan kepada peserta didik di satu daerah atau satuan pendidikan tertentu tidak dapat dijadikan tugas untuk peserta didik yang berasal dari daerah dan sekolah lainnya.

Demikian juga tugas untuk siswa tertentu belum tentu cocok untuk siswa lainnya meski berada dalam satu kelas yang sama. Karena itu, guru harus menyediakan pilihan tugas yang beragam yang dapat dipilih siswa sesuai dengan ketertarikan masing-masing.

Siswa yang tertarik mengerjakan tugas dengan membuat gambar, tidak dapat dipaksakan mengerjakan tugas dengan cara menuliskannya. Atau siswa yang lebih senang mengerjakan tugas dengan bercerita, tidak dapat dipaksakan mengerjakan tugas dengan membuat portofolio.

Keenam, hasil belajar setiap peserta didik harus diberikan umpan balik. Tujuan asesmen bukan sekedar untuk menuntaskan target kurikulum , tetapi memastikan peserta didik mengalami pengalaman belejar yang bermakna.

Karena itu, antara guru dan peserta didik juga dengan orangtua, harus terjadi pola komunikasi interaktif. Pada setiap akhir proses pembelajaran, selalu lakukan komunikasi untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan perbaikan pada pembelajaran berikutnya.

3 Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh

Jika keempat tujuan dan 6 prinsip PJJ ini telah dipahami dengan baik, maka tugas berikutnya adalah bagaimana menerapkan secara praktis pembelajaran Jarak Jauh.

Pendekatan pertama dalam pelaksanaan PJJ adalah menerapkan pembelajaran daring atau secara online. Pendekatan PJJ daring membutuhkan gawai, internet dan aplikasi untuk penerapan pembelajaran seperti WAG, Google Classrom, Aplikasi Web Meeting dan sebagainya.

Guru Mengajar dengan Menggunakan Youtube | Dokpri
Guru Mengajar dengan Menggunakan Youtube | Dokpri

Namun, yang perlu dipahami adalah, PJJ secara daring bukanlah satu-satunya pendekatan yang dapat dilakukan. Alternatif pendekatan kedua adalah PJJ secara offline atau di luar jaringan (luring).

Berbeda dengan PJJ daring yang membutuhkan gawai dan internet, PJJ luring dapat dilaksanakan menggunakan televisi, radio, modul pembelajaran, bahan ajar cetak dan sebagainya.

Guru dapat menggunakan siaran belajar di TVRI atau RRI yang sesuai dengan topik atau materi ajar sebagai media belajar bagi peserta didik. Penggunaan TV dan Radio tentu saja tidak membutuhkan gawai dan jaringan internet yang banyak dikeluhkan oleh siswa dan orangtua.

Jika penggunaan TV dan Radio, masih sulit diterapkan, guru dapat membimbing siswa belajar secara mandiri dengan kegiatan literasi mandiri melalui buku-buku pelajaran atau modul dan bahan ajar khusus yang disiapkan oleh guru.

Jika kedua pendekatan ini baik daring maupun luring dapat dikombinasikan dengan baik, tentu saja akan menjadi solusi yang lebih baik untuk menjawab tujuan pembelajaran. Pendekatan PJJ kombinasi atau disebut blended learning ini tentu saja dapat dipertimbangkan jika kondisi memungkinkan sesuai dengan kondisi karakteristik peserta didik.

Demikian sekilas terkait tujuan, prinsip dan pendekatan PJJ di masa pandemi Covid-19. Semoga bermanfaat dan memberikan sedikit pencerahan bagi rekan-rekan guru, peserta didik dan orangtua.

Catatan : Hasil Refleksi setelah mengikuti BIMTEK Guru Belajar Kemdikbud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun