20 Oktober setahun yang lalu, Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 - 2024 dalam Sidang Paripurna MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Jokowi menjalani periode keduanya sebagai pemimpin tertinggi di republik ini, bersama dengan wakilnya yang baru yakni Maruf Amin.
Belum berjalan satu tahun roda pemerintahan sejak keduanya dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019, tantangan besar sudah muncul ketika pandemi covid-19 terkonfirmasi terjadi di Indonesia. Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf benar-benar mendapat ujian besar bak hantaman badai besar pada kapal yang mulai berlayar.
Pandemi covid-19 memang datang tak pernah diduga oleh siapapun juga. Visi Pemerintahan yang baru, terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong harus dikejar seiring dengan upaya penanganan pandemi covid-19 yang masih mencari PR besar hingga hari ini.
Kini setelah 1 tahun roda pemerintahan itu dijalankan, semua orang mengingat janji-janji kampanye yang terlanjur disampaikan. Lalu, apakah bijaksana untuk menagih janji-janji politik itu di saat pemerintah masih berjibaku menghadang dan mengendalikan pandemi yang terjadi?
Tentu saja tidak ada yang salah dengan menagih janji-janji tersebut. Saya pikir pemerintah juga tetap terbuka dengan semua kritikan yang sifatnya membangun. Justru disitulah kedewasaan pemimpin akan terlihat.
Namun tentu saja tujuan dari kritikan itu tidak mengandung maksud-maksud tersembunyi. Apalagi dijadikan serangan politik untuk menjatuhkan dan mengambil kesempatan untuk menuai simpati untuk kepentingan pribadi dan menimbulkan perpecahan.
Perkembangan Pandemi Covid-19 di Indonesia
Mengacu data Worldometers, kasus virus corona di seluruh dunia saat ini sudah mencapai 41,042,579 kasus. Tak kurang dari 1,129,591 kasus kematian telah tercatat hingga 21 Oktober 2020.
Di Indonesia, laporan kasus virus corona tercatat sebanyak 368,842. Total kasus kematian mencapai 12,734 jiwa. Sebanyak 293,653 telah dinyatakan sembuh, dan sebanyak 62,455 orang hingga hari ini masih berjuang untuk sembuh.
Penambahan kasus barun per hari masih sangat tinggi. Pada hari selasa (20/20/2020) lalu, masih terjadi penambahan 3.602 kasus baru dan penambahan angka kematian sejumlah 117 kasus.
Angka ini belum termasuk orang-orang yang tidak tercatat dalam data tracing dan testing. Bisa jadi jumlah sebenarnya jauh lebih besar dari data yang dilaporkan.