Di Indonesia tanaman hias Desert Rose lebih dikenal dengan nama Kamboja Jepang atau Adenium. Disebut Desert Rose karena sebenarnya tanaman ini merupakan tanaman gurun yang tahan dengan kondisi ekstrim panas dan minim air seperti di padang gurun.
Meskipun saat ini sedang booming tanaman hias "Janda Bolong", Desert Rose masih menjadi primadona bagi para pecinta dan kolektor tanaman hias. Banyak orang yang jatuh hati melihat sosok dan bunga kamboja jepang ini.
Keindahan Desert Rose dapat dinikmati dari kelopak bunganya yang berwarna-warni, mulai dari merah, pink, putih hingga kuning. Bahkan sekarang, sudah banyak dilakukan penyilangan hingga menghasilkan warna kelopok bunga yang unik seperti biru dan hitam.
Variasi warna, bentuk dan corak mahkota bunganya inilah yang kemudian membuat banyak pecinta tanaman hias menyebut Desert Rose dengan julukan "Queen of thousand flower".
Bentuk dan warna daun Adenium juga bermacam-macam dan memiliki pesona tersendiri. Bentuk daun Adenium ada yang berbentuk bulat di ujung, adapula yang kecil memanjang dengan ujung runcing.
Beberapa jenis tertentu memiliki daun dengan permukaan berbulu lembut. Warna daun Adenium pun bervariasi mulai dari hijau tua, hijau muda, hijau kemerahan hingga belang kuning hijau.
Namun yang membuat tanaman hias ini kian istimewa adalah bentuk bonggol atau akar yang menggembung dan kokoh. Sosoknya yang mirip bonsai ditambah dengan bentuk bonggol yang unik serta keindahan warna-warni mahkota bunga, membuat Desert Rose sangat menarik untuk dikoleksi.
Meski perbanyakan Adenium bisa dilakukan dengan melakukan stek batang, namun tanaman baru hasil stek tidak akan menghasilkan akar atau bonggol yang besar.Â
Bonggol Adenium yang besar dan kokoh hanya diperoleh dari anakan hasil penyemaian biji atau benih Adenium. Butuh waktu hingga 10 tahun untuk mendapatkan bonggol Adenium yang mengembung dan kokoh.
Adenium dewasa yang telah berbunga beberapa kali, biasanya akan menghasilkan biji setelah kelompak bunga rontok. Jika kulit pembungkus biji mengering, dari dalamnya akan tampak biji-biji dengan bulu atau rambut-rambut halus berwarna putih.
Biji-biji ini lah yang dapat dijadikan benih untuk disemai sehingga menghasilkan bibit atau anakan baru. Bibit Adenium biasanya akan tumbuh dalam waktu 10 hingga 14 hari setelah penyemaian.
Saat melakukan penyemaian, benih Adenium harus tertutup media tanam dengan ketebalan sekitar 1 cm. Selanjutnya, letakkan semaian pada tempat yang teduh dengan naungan lalu lakukan penyiraman secara rutin dengan air yang cukup.
Jika benih telah tumbuh dan mengeluarkan beberapa lembar daun, anakan Adenium dapat dipindahkan dari media tempat semaian. Untuk tahap awal, bibit Adenium bisa ditanam ulang pada polibag ukuran 6 x 8 cm atau 10 x 15 cm.
Jika batang utama sudah tumbuh cukup tinggi, kira-kira 10 hingga 15 cm dari permukaan tanah, bagian pucuk tanaman bisa dipotong dan dibuang agar muncul beberapa cabang baru. Pemotongan bagian pucuk anakan ini dilakukan untuk menghasilkan Adenium dengan dahan yang rimbun dan kompak.
Merawat dan memelihara Desert Rose bisa dibilang susah susah gampang. Meski berasal dari daerah yang panas dan kering, Adenium pada dasarnya adalah tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Namun jika tidak mendapatkan lingkungan yang sesuai, Desert Rose tidak akan tumbuh optimal. Biasanya tanaman ini akan tumbuh lambat, batangnya kurus dan malas mengeluarkan bunga.
Adenium biasanya tumbuh baik di tempat terbuka dan mendapat sinar matahari yang cukup sekitar 7 hingga 9 jam setiap hari. Sinar matahari yang cukup akan membuat batang dan cabang tumbuh lebih besar, bonggol makin kokoh dan menggembung serta rajin berbunga.
Desert Rose sebenarnya adalah jenis tanaman hias yang tidak membutuhkan penyiraman terlalu sering. Jika media tanam terlalu basah atau becek, akarnya bisa busuk dan bahkan dapat membuat Adenium mati.
Namun demikian, bukan berarti tumbuhan ini tidak membutuhkan penyiraman sama sekali. Kekurangan air dapat menyebabkan akar mengerut, sehingga daun menguning dan rontok, dan jangka panjang akan menjadikannya kerdil.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan sprayer atau alat semprot. Butiran air halus yang dihasilkan dari semprotan tidak akan membuat tanaman ini rusak dan busuk. Disarankan, penyiraman dilakukan 2 hingga 3 kali dalam seminggu.
Media tanam yang paling cocok untuk Desert Rose adalah media yang bersifat porous seperti coco peat, sekam bakar, pasir atau zeolit. Media-media jenis ini tidak menyimpan air lama yang dapat menyebabkan pembusukan akar.
Desert Rose perlu dilakukan pemangkasan secara berkala. Selain agar cabang-cabang tidak tumbuh menjulang tinggi, pemangkasan diperlukan untuk membentuk tajuk agar lebih kompak dan rimbun.
Agar tumbuh subur, Adenium membutuhkan unsur hara yang cukup layaknya tanaman hias lainnya. Setiap 3 bulan sekali, kita dapat memberikan pupuk Dekastar atau Growmore. Untuk merangsang Adenium berbunga, kita dapat memberikan pupuk yang mengandung Posfor dan Kalium yang tinggi seperti Gandasil B.
Sanitasi juga perlu dilakukan secara rutin. Rumput liar atau gulma yang tumbuh di sekitar pot harus segera dicabut agar tidak menjadi pesaing dalam menyerap unsur hara. Selain itu, kehadiran gulma juga bisa menjadi sarang bagi hama dan penyakit yang dapat menyerang Adenium.
Jika muncul jamur atau penyakit seperti layu pucuk dan busuk akar, perlu dilakukan pengendalian dengan melakukan penyemprotan pestisida. Kita bisa bertanya di toko pertanian untuk mendapatkan pestisida yang tepat sesuai kondisi yang terjadi pada tanaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H