Jika situasi sudah demikian memanas, maka ada baiknya suami untuk pergi keluar sejenak untuk menenangkan amarah. Saat sudah lebih tenang, bisa kembali melanjutkan pembicaraan dengan kepala yang lebih dingin.
Ketiga, segeralah untuk berinisiatif meminta maaf. Meski merasa sedang tidak salah, tidak ada salahnya menepis ego dan datang lebih dulu untuk meminta maaf. Biasanya ucapan maaf akan mampu mencairkan suasana.
Pihak yang dimintai maaf, dengan besar hati harus segera menyambut permintaan maaf yang disampaikan. Meski perasaan sakit masih membekas, namun tidak ada salahnya untuk terbuka agar komunikasi yang efektif bisa kembali terjadi.
Jika suasana sudah kembali mencair, bicarakanlah kembali sumber konflik dengan baik. Masing-masing bisa menyampaikan secara jujur dan yang lain menanggapi dengan berbesar hati. Ambillah hikmah dari peristiwa yang terjadi, agar relasi dipulihkan dan pengenalan terjadi makin dalam.
Pada dasarnya tidak ada masalah di antara suami dan istri yang tak dapat diselesaikan. Seperti saat pacaran, rasanya sebesar apapun kesalahan dari pasangan masih selalu terbuka pintu maaf yang selebar-lebarnya.
Karenanya, anggaplah seperti sedang berpacaran, yang tiap hari ingin bertemu dan rindu untuk bersama berkasih-kasihan. Buang jauh-jauh niat untuk mengakhir pernikahan, karena diluar sana, sesungguhnya tak ada yang lebih baik dari pasangan kita saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H