Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Nabung Emas, Nabung di Bank, atau Nabung Saham?

24 Agustus 2020   17:22 Diperbarui: 24 Agustus 2020   17:25 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika tepat memilih perusahaan, maka iming-iming pembagian deviden oleh perusahaan kepada pemegang saham, akan menjadi nilai plus disamping kenaikan harga saham itu sendiri.

Dalam dunia pasar modal, kita mengenal dua istilah dalam investasi saham, yaitu trading dan nabung saham.

Trading merupakan aktivitas membeli dan menjual saham dalam jangka waktu yang relatif singkat. Ada tipe pemain saham yang senang melakukan short trading, membeli saham di pagi hari saat pembukaan pasar dan menjualnya di sore hari sebelum penutupan hari perdagangan.

Short trading ini bahkan bisa dilakukan tanpa modal sekalipun. Saat ini pialang saham menyediakan fasilitas 'remain trade limit'. Dengan fasilitas ini, memungkinkan investor membeli saham dengan saldo nol rupiah. Mirip seperti 'pinjam beli', biasanya dalam dua hari ke depan, investor harus menyetor sejumlah uang yang dipinjam untuk membeli saham atau jika tidak akan dilakukan jual paksa.

Investor yang bisa melihat peluang, dan tentu saja dengan keberanian untuk melakukan trading, maka bukan tidak mungkin saat saham yang dibeli tiba-tiba melesat naik dalam satu atau dua hari, tanpa modal tadi akan dihasilkan cuan besar dari selisih harga jual yang dilakukan.

Trading memang hanya cocok bagi investor saham dengan tipe agresif yang menyukai resiko akibat fluktuasi harga. Namun bagi yang sedikit konservatif dan cenderung menghindar resiko, maka akan memilih untuk nabung saham.

Investor dengan tipe nabung saham, tidak akan melakukan jual beli saham dalam waktu pendek. Investor ini akan melirik saham-saham blue chip dengan kapitalisasi pasar yang besar dan rajin menebar deviden. Beberapa di antaranya adalah saham BRI, Bank Mandiri, BCA, Telkom, Unilever, HM Sampoerna dan Astra.

Saham-saham big cap ini, selain diyakini tidak akan bangkrut dan rajin membagikan deviden, juga tren harganya cenderung positif. Saham-saham ini akan lulus dalam analisa fundamental karena faktor nama besar perusahaan.

Kalimat kunci bagi investor nabung saham memang adalah fundamental perusahaan, yaitu "belilah saham yang kamu ketahui, dan ketahuilah apa yang kamu beli". Karena pada prinsipnya, membeli saham berarti membeli bisnis perusahaan.

Nabung saham memang cukup menarik bagi sebagaian besar orang untuk berinvestasi. Dengan menginvestasikan sejumlah dana dengan kurun waktu yang relatif panjang, jika jeli memilih saham yang tepat akan membuat nilai investasi untung berkali lipat plus imbal hasil dari deviden yang dibagikan.

Jika investasi saham masih belum cukup meyakinkan dan dinilai terlalu beresiko, pemerintah menawarkan investasi kepemilikan surat berharga dalam bentuk lainnya, yaitu obligasi pemerintah. Mirip dengan saham, obligasi juga menawarkan imbal hasil dalam bentuk kupon dan keuntungan dari hasil penjualan obligasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun