Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

3 Mindset Ini Menolong Saya Menikmati Hidup Bebas dari Utang

7 Agustus 2020   22:31 Diperbarui: 8 Agustus 2020   13:27 2799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi ketika merenungkan terkait topik pilihan di kompasiana yang diberi judul "susahnya melunasi utang", selain faktor mindset di atas, beberapa hal ini yang selalu saya terapkan dalam kehidupan hingga saat ini.

Pertama, sejak mahasiswa hingga berkeluarga sekarang, saya terbiasa membuat perencanaan terkait keuangan. Perencanaan ini meliputi perencanaan keuangan jangka panjang satu hingga lima tahun, dan perencanaan keuangan bulanan.

Saya menyadari sebagai seorang pegawai dengan penghasilan yang terbatas, saya harus mengetahui secara pasti berapa pemasukan real yang saya terima setiap bulanannya. Mungkin karena hanya mengandalkan gaji dan beberapa tunjangan, menghitung income real ini tidaklah sulit saya lakukan.

Saya berpikir, ketika saya tahu jelas berapa kekuatan keuangan saya, akan menolong saya untuk mengelola setiap kebutuhan di tengah keluarga. Jangan sampai akan terjadi "besar pasak dari pada tiang", dimana alokasi pengeluaran yang saya lakukan justru lebih banyak ketimbang pemasukan.

Saya menetapkan semacam patokan, dari total penghasilan yang saya peroleh dalam sebulan, berapa persen maksimum yang dapat saya alokasikan untuk kebutuhan pokok seperti makanan dan pakaian.

Patokan ini terasa bermanfaat sehingga menolong saya dan keluarga mengetahui batas pengeluaran maksimum yang dapat kami keluarkan untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Meskipun setelah dilakukan evaluasi di akhir bulan terkadang terjadi selisih dimana terjadi over budget, namun lebih sering justru yang terjadi adalah penghematan.

Selain untuk kebutuhan pokok, saya juga biasanya menetapkan patokan untuk kebutuhan lain seperti rekreasi dan menyalurkan hobi. Keduanya tentu tidak boleh diabaikan. Meniadakan keduanya bisa saja memicu stres karena berbagai tekanan, namun tidak membuat patokan akan membuat kita kurang bijaksana mengeluarkan dana untuk hal ini.

Dan yang tidak pernah saya lupakan adalah menetapkan patokan untuk tabungan dan kegiatan sosial. Soal tabungan sudah saya jelaskan di atas.

Terkait kegiatan sosial, saya berprinsip bahwa sekian persen dari penghasilan yang saya peroleh, saya yakini ada hak orang lain yang dititipkan Tuhan melalui saya.

Kebiasaan merencanakan anggaran termasuk menabung, membuat saya memang memilih lebih baik menunda untuk membeli sesuatu sampai punya uang untuk itu, ketimbang membuat utang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun