Setelah menuntaskan pemikiran soal "Apa" dan "Siapa", barulah sebagai guru kita memikirkan secara mendalam terkait desain dan bagaimana implementasi pembelajaran yang akan diterapkan.
Sebagai guru kita harus benar-benar menyadari bahwa zaman telah jauh berubah. Kita tidak bisa lagi menggunakan cara-cara dan pendekatan lama untuk mengajar sebagaimana yang kita lakukan selama ini pra pandemi covid-19.Â
Kita tidak lagi datang dengan mengajar ke kelas, cukup membawa buku dan alat tulis. Kita harus menghadapi kelas virtual dimana kita tidak berhadapan face to face dengan siswa secara langsung dalam satu dimensi ruang.
Dengan kesadaran yang demikian, harusnya kita juga disadarkan bahwa peran kita sebagai pendidik pun telah berubah. Kita tidak lagi bisa mengajar sebagai seorang guru yang hanya mentransfer pengetahuan layaknya memindahkan air dari teko ke gelas.Â
Karena untuk hal itu, mbah google jauh lebih pintar dan mampu dari kita. Siswa bisa bertanya apa saja, dan mbah google dapat menjawabnya dengan hitungan seper sekian detik.
Peran strategis yang harus kita ambil adalah menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir kolaboratif serta kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dalam diri siswa. Keempat hal inilah yang sangat dibutuhkan oleh siswa saat ini ketimbang menjejalnya dengan sejumlah pengetahuan yang bersifat hafalan semata.
Sebagai guru, tugas kita adalah mendesain dan mengembangkan bahan dan media pembelajaran yang dapat mengakomodir pencapaian empat kecakapan di era digital tersebut, yang sering disebut kecakapan abad 21.
Guru perlu memilih Learning Management System (LMS) yang tepat sebagai sarana menghadirkan kelas virtual terbaik. Berbagai pilihan dapat diambil mulai dari yang paling sederhana seperti Google Classroom, hingga yang lebih kompleks seperti Edmodo, Schoology, Microsoft Teams, Rumah Belajar, dan lain sebagainya.
Untuk dapat memaksimalkan berbagai LMS yang tersedia tersebut, tentu saja guru harus cakap dan terampil menggunakan setiap detail fitur-fitur yang tersedia. Dan akhirnya dengan berbagai pertimbangan dapat memutuskan menggunakan LMS yang paling mendekati pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Terkait dengan keberagaman profil siswa yang akan dihadapi, guru perlu menyusun skenario cadangan atau skenario alternatif jika skenario utama dirasa sulit untuk dilakukan. Atau, dapat pula menerapkan skenario berbeda untuk kelompok anak dengan kondisi dan kebutuhan yang berbeda. Itulah pentingnya mengetahui detail kondisi siswa seperti yang dijelaskan di atas tadi.
Termasuk juga soal mengembangkan metode penilaian yang paling tepat untuk dilakukan. Saat pelaksanaan penilaian akhir semester lalu tentu saja ada beberapa evaluasi terkait metode penilaian yang telah kita lakukan.Â