Beberapa keluarga menerapkan pola asuh yang ekstrim, terlalu permisif atau sangat diktator. Orang tua yang terlalu permisif, sering kali akan membuat anak manja dan tidak tahu menghormati orang tua dengan baik. Anak-anak yang demikian akan melihat orang tua bukan menjadi sosok penting yang harus dicari saat sedang mengalami masalah.
Orang tua yang otoriter, selalu ingin didengar dan bertindak sebagai bos besar atas anak. Bagi orang tua yang demikian, tugas anak adalah menuruti semua perintah dan tidak boleh ada bantahan. Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh orang tua yang otoriter, akan menjadi anak yang cenderung tertekan dengan kehadiran orang tua.
Orang tua yang sering membanding-bandingkan satu anak dengan anak yang lain juga akan membuat anak sulit dekat dengan orang tua. Anak-anak yang demikian akan merasa tidak berharga dan tidak bisa membanggakan bagi orang tua. Jika ini terus menerus dialami, maka anak akan kehilangan kebanggaan terhadap orang tua dan tidak merasakan ikatan yang berarti bersama orang tua.
Sebagai orang tua, tugas kita adalah mengevaluasi diri, apakah ada dari keempat hal di atas yang terjadi dalam relasi kita dengan anak. Jika ternyata tanpa disadari telah terjadi, maka tugas kita adalah segera memperbaiki diri agar kembali dapat memulihkan bonding kita dengan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H