Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Menanamkan Nilai Pancasila Sejak Anak Berusia Balita?

1 Juni 2020   19:00 Diperbarui: 3 November 2020   22:06 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jocelyn (Dok. Pribadi)

Saat hari kami beribadah pada hari minggu dan membawa Jocelyn ke gereja, ia bertanya mengapa kedua temannya tidak pernah terlihat di gereja. Saat itulah kami orangtua nya mengenalkan tentang perbedaan beragama.

Sejak saat itu, Jocelyn tahu bahwa ketika azan mesjid terdengar, ia selalu mengatakan bahwa waktu ini adalah waktu bagi orang-orang beragama Islam untuk beribadah. Ia juga mengerti mengapa bu Ida, seorang muslim yang membantu kami di rumah, selalu datang dengan mengenakan jilbab. Demikian juga saat kami melintas di jalan dan ia melihat sebuah vihara, Jocelyn langsung menunjuk ke arah vihara dan mengatakan itu sebagai tempat beribadah orang Budha.

Saya bersyukur, sejak balita, Jocelyn telah memiliki pemahaman yang baik tentang kebebasan memeluk agama bagi setiap orang. Bulan lalu, saat bulan Ramadhan, ketika memimpin doa bersama keluarga, saya sengaja menyampaikan pokok doa tentang pelaksanaan ibadah puasa bagi orang muslim. Waktu itu Jocelyn cukup heran karena kami tidak pernah berdoa seperti demikian sebelumnya.

Namun setelah hal itu terus kami lakukan hampir tiap hari, ia tampaknya mulai menyadari juga, bahwa meskipun umat islam berbeda keyakinan dengan kami yang kristen, tapi tidak menjadi halangan untuk kami mendoakan agar orang-orang yang berbeda juga dapat menjalankan ibadahnya dengan sebaik-baiknya.

Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Saat menanamkan penerapan sila ini pada Jocelyn yang masih balita, saya fokus pada butir mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antar sesama manusia. Saya ingin Jocelyn belajar menyayangi sesama manusia terlepas dari status sosial dan perbedaan keyakinan.

Saat merayakan ulang tahunnya yang pertama, kami membawa Jocelyn yang masih sangat kecil ke suatu komunitas anak jalanan yang dikelola oleh seorang teman. Bagi saya tidak ada istilah terlalu cepat untuk melakukan ini, karena semakin dia ia diperkenalkan dengan hal ini, ia akan makin cepat belajar bagaimana tidak membeda-bedakan orang, tetapi belajar menghargai dan menyayangi semua orang tanpa terkecuali.

Sejak saat itu, sesekali saat berpapasan dengan anak jalanan yang hampir seusianya di lampu merah, saya membiasakan Jocelyn sedikit berbagi rezeki kepada mereka. Entahkah dengan memberikan sedikit uang, atau membeli barang dagangan yang dijajakan anak-anak itu.

Hal itu mulai menjadi kebiasaan, saat berhenti di lampu merah, dan ia merasa ingin memberikan sedikit rezeki, ia biasanya meminta uang kepada saya, dan selanjutnya membuka jendela untuk mengeluarkan uang yang akan diberikannya.

Istri saya juga membiasakan soal memberi ini saat Jocelyn bermain dengan siapa saja. Jika ia punya makanan, Jocelyn selalu didorong untuk berbagi dan memberikannya dengan tangannya sendiri. Dengan melakukan ini, kami sebagai orangtua berharap Jocelyn akan terus tumbuh menjadi seorang anak yang suka memberi.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun