Tetapi bukan berarti lalu kita menyalahkan orang yang tidak memiliki kekuatan yang sama seperti itu. Karena itulah batas mereka. Jika batas itu dipaksa untuk dilanggar, maka akan terjadi kelebihan beban kerja, menjadi overload.
Kedua, kelebihan waktu bekerja menyebabkan sensitivitas meningkat. Tidak lelah secara fisik bukan berarti tidak mengalami keletihan secara emosi. Jika ini keletihan emosi terus terjadi dan meningkat, ini hanya soal bom waktu yang suatu saat akan meledak.
Teman-teman medis juga punya keluarga yang mereka rindukan, sama seperti kita pada umumnya. Tidak jarang, mereka harus mengorbankan waktu bersama keluarga demi shift jaga pasien yang terus bertambah.
Terkadang setelah seharian bekerja, mereka harus mengisolasi diri secara mandiri saat pulang ke rumah. Bercengkerama bersama keluarga yang seharusnya menjadi penawar lelah, harus ditahan karena kekhawatiran dapat menularkan virus.
Kekesalan makin memuncak, tatkala menyaksikan justru masyarakat di luar mulai bebas seakan tak peduli, dan pemerintah sepertinya jadi kurang tegas. Akhirnya perasaan kesal dan marahpun muncul, lalu burn out, kelebihan beban pikiran, menjadi overload.
Terkadang kita berpikir terlalu naif, bukankah itu tugas mereka? Sama seperti covid-19, The Overload Syndrome pun merupakan virus yang tak berdasarkan jenis pekerjaan. Ia menyerang siapa pun tanpa pandang bulu.
Para petugas medis sangat mungkin mengalami Overload Syndrome sama seperti saat kita mengalami serangan virus corona yang tengah menjangkiti kota. Mereka memiliki batas-batas dan kerentanan yang sama seperti orang-orang lain pada umumnya.
Lalu saran apa yang bisa kita berikan pada teman-teman medis kita?
Ada tiga kategori perubahan yang perlu kita pikirkan. Pertama, hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Kedua, hal-hal yang kita harap bisa diubah. Ketiga, hal-hal yang harus kita ubah.
Hal pertama dan kedua berkaitan dengan orang lain. Banyak hal dalam kehidupan yang tidak akan berubah. Kalaupun hal tersebut kita pikir bisa diubah, namun sering sekali kita tidak punya daya untuk melakukannya.
Kita tidak bisa mengubah karaker dan perilaku seseorang hanya karena alasan tidak suka. Meskipun karakter dan perilaku seseorang itu kelihatannya sangat tidak menyenangkan, kita tidak punya hak veto untuk membuat ia berubah, yang bisa kita lakukan hanya sebatas berharap ia berubah.