Setelah konten youtube 'prank sembako sampah'-nya membuat heboh, akhirnya youtuber Ferdian Paleka diciduk polisi pada jumat (08/05/2020) dini hari. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kejadian ini?
Pertama, membuat video prank perlu batas kewajaran. Video prank memang kerap menjadi tontongan menarik untuk mengusir kebosanan. Tetapi, apa yang dilakukan Ferdian Paleka tentu tidak bisa dikatakan sesuatu yang pantas. Di saat banyak orang sedang kesulitan karena pandemi covid-19, 'prank sembako sampah' tentu bukan pilihan bijak untuk membuat konten lucu. Sebagai youtuber dengan jumlah subscriber yang banyak, kontennya bisa dijadikan contoh oleh para follower nya. Bukannya mengedukasi orang-orang untuk berbagi, justru hal demikian menumpulkan rasa empati.
Kedua, jangan mengorbankan perasaan orang lain untuk jadi terkenal dan meraup keuntungan. Jangan sampai untuk mendapatkan banyak 'like' kita jadi mengabaikan dan melukai perasaan orang lain. Alasan 'memberi pelajaran kepada banci karena sedang di bulan puasa' hanyalah soal membenarkan diri sendiri. Ini sama saja bak pepatah "selumbar di mata saudaramu terlihat, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui". Setiap orang punya hak untuk dihargai, dan apa yang dilakukan oleh Ferdian Paleka tentu sangat melukai perasaan.
Ketiga, apa yang ditabur pasti akan dituai. Saat sedang menjalankan ibadah puasa, harusnya Ferdian Paleka banyak menabur hal-hal yang baik untuk menimba pahala, terlebih karena saat pandemi covid-19 saat ini. Atas apa yang dilakukannya, Ferdian Paleka harus berhadapan dengan kepolisian. Masa depan yang terlihat cerah sebagai seorang youtuber, mungkin harus tertunda atau bahkan rusak. Kurungan penjara menanti di depan, dan bukan tidak mungkin ia akan kehilangan banyak followernya.
Dunia digital memang menawarkan kebebasan berkreasi saat ini. Tak menutup kemungkinan pula kreatifitas kita dihargai dan menghasilkan pundi-pundi. Tetapi melalui kejadian ini, kita perlu bijak untuk berkarya di dunia maya, terlebih dengan menjadi seorang youtuber. Jadilah seseorang youtuber yang kehadiran kontennya dirasakan bermanfaat, bukan sebaliknya membuat keprihatinan. Pelajaran juga bagi kita penikmat video youtube, hargai seseorang karena kreatifitasnya, bukan malah membesarkan dan membuat terkenal hal-hal yang tak pantas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H