Mohon tunggu...
Josefa Yvonne
Josefa Yvonne Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student

a language enthusiast and a bookworm

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merasakan Suasana Sunyi Pertapaan Karmel Lembang

21 Januari 2022   21:24 Diperbarui: 21 Januari 2022   21:29 10961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo, sampurasun! Kalau kita ingin membicarakan soal Bandung, pastinya yang akan terlintas pertama kali di benak kita pastinya adalah wisata. Wisata seni dan kuliner di daerah Bandung mungkin sudah tidak asing lagi. Apalagi, wisata alamnya sudah banyak didatangi dan dinikmati oleh para pengunjungnya. Jika kita membicarakan wisata, pasti kita akan membayangkan tempat yang ramai dan bising. Dari semua wisata dan hiruk pikuk dari kota Bandung, kira-kira ada nggak sih tempat wisata yang ramai namun sunyi? Tentu saja ada dong!

Terletak di Jl. Karmel II, Jayagiri, Lembang, Pertapaan Karmel menjadi destinasi wisata favorit bagi pribadi, keluarga, atau rombongan yang ingin berziarah dan juga membutuhkan “ruang sendiri” dan jauh dari keramaian. Keluarga saya juga memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk berziarah dan juga merasakan keheningan dari tempat wisata ini. 

Saat pertama kali turun dari mobil dan merasakan suasana sejuk dan hening dari Pertapaan Karmel ini, saya langsung takjub karena suasananya benar-benar berbeda dari hiruk pikuk kota Bandung. Sambil berjalan untuk mencari pintu masuk, Ibu saya, Eva, yang ternyata sudah pernah mengunjungi Pertapaan Lembah Karmel ini pun berbicara kepada saya, “Pertapaan Karmel ini sebenarnya ada dibawah Paroki Santa Maria Fatima Bandung, Von.” Perkataan Ibu saya itu pun membuat saya sadar bahwa, walaupun berada dibawah naungan Gereja Katolik, tak sedikit juga pengunjung non-Katolik yang mendatangi lokasi ini untuk menikmati pemandangan alam serta kesejukan kota Bandung yang tidak biasa.

“Pertapaan Karmel ini sudah ada sejak tahun 1989 lho, Von.. lumayan lama yaa hahahah.. Mami nyesel baru sempet beberapa kali aja kesini karena baru taunya pas udah kerja,” ujar Ibu saya. Akhirnya karena diliputi oleh rasa penasaran akan sejarah dari tempat wisata yang terkenal dengan kesunyiannya ini, saya memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu biarawati yang sedang membantu menata bunga. 

Biarawati yang biasa disapa Suster Margaret dengan senang hati menjelaskan secara singkat kepada saya bahwa awalnya hanya terdapat sebuah kapel dan asrama biarawati, namun akhirnya dilakukan renovasi beberapa kali hingga menjadi seperti sekarang. Nama “Karmel” sendiri diambil dari salah satu nama gunung yang disebutkan di Alkitab, yaitu Gunung Karmel yang terletak di Israel.

sumber : tripadvisor
sumber : tripadvisor

Setelah rasa penasaran saya terjawab, saya dan keluarga saya pun akhirnya menyusuri bagian depan dari Peratapan Karmel ini, dan kami memilih untuk langsung menuju Gua Maria dengan menelusuri jalan kecil yang ditengah-tengahnya terdapat taman. Umat Katolik yang berkunjung ke Pertapaan Karmel ini seringkali membawa bunga untuk diletakkan di dalam Gua Maria, lalu mereka akan memanjatkan doa (tanpa suara) di dudukan tangga selama berjam-jam, ditemani dengan pemandangan kota Bandung yang dikelilingi pengunungan dan udara sejuk.

dokpri penulis
dokpri penulis

Jika jalanan di dalam Pertapaan Karmel disusuri lebih lanjut, terdapat jalan khusus untuk umat Katolik melakukan Jalan Salib. Pemandangan di sepanjang jalan ini tidak kalah indahnya dengan pemandangan di dekat Gua Maria, dikarenakan banyak tanaman juga yang terlihat terawat dan tumbuh dengan baik. Tapi, ada hal menarik nih yang harus para pengunjung kadang waspadai. 

Lho, kok menarik tapi harus diwaspadai? Iyaa, karena jika kita sedang menyusuri jalan yang digunakan untuk Jalan Salib dan melihat keatas, kita akan melihat banyak sarang laba-laba yang terkadang juga lengkap dengan laba-laba raksasanya. Eits, jangan merasa takut yaa, karena pihak dari Peratapan Karmel ini memang sudah mengatakan kalau para laba-laba raksasa ini sudah lama berhabitat disana dan tidak akan mengganggu selama tidak diganggu. Jadi, saran saya jangan iseng-iseng yaa kalau tidak mau ditemplok laba-laba raksasa.

Ada berbagai cara untuk dapat sampai ke Pertapaan Karmel ini, yaitu dapat menggunakan angkutan umum ke arah Lembang, lalu turun di depan Hotel Pesona Bambu (hotel ini berada di depan gang menuju Pertapaan Karmel), atau menggunakan mobil pribadi seperti yang saya lakukan, dari Kota Bandung dengan menempuh jarak sekitar 18 km dan durasi kurang lebih 1 jam 10 menit. Pertapaan Karmel sendiri buka setiap hari Senin - Minggu, pukul 07.00-19.00, sedangkan Gereja Santa Maria Fatima yang berada tepat disampingnya, buka hari Senin - Sabtu pukul 06.30, Jumat pertama 06.30, Sabtu sore 17.45, dan Minggu pagi pukul 08.00 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun