“Hati-hati lu nanti, pake masker pas turun ke sana. Apalagi lu kan punya riwayat asma, pasti bakal bikin makin sesek,” begitulah celoteh salah satu teman penulis ketika mengetahui rencana liburan untuk menyaksikan keindahan Kawah Putih di Bandung.
Jujur saja, mendengar peringatan seperti itu dari teman dekat awalnya penulis sempat dibuat was-was—tetapi sesampainya di lokasi, semua kecemasan dan kekhawatiran hilang begitu saja karena terlalu takjub dengan pemandangan yang melintang ketika sampai di lokasi.
Sebelum penulis memberi tahu lebih lanjut tentang pengalaman di Kawah Putih, ada baiknya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tempat ini. Kawah Putih adalah danau kawah yang terletak di Ciwidey, sebuah desa kecil di dekat Bandung. Kawah ini merupakan danau vulkanik menakjubkan yang dahulu terbentuk pada abad ke-11 disebabkan oleh sebuah fenomena alam, yaitu letusan yang terjadi di Gunung Patuha.
Lokasi ini dinamakan Kawah Putih, karena warna airnya yang terlihat sangat putih disebabkan karena adanya kandungan belerang yang tinggi. Warna putih-nya hampir terlihat seperti kapur ataupun awan yang terbentang di langit. Konon katanya, juga ada legenda yang mengatakan kalau warnanya bisa berubah menjadi hijau, biru, atau coklat tergantung pada kandungan belerangnya.
Penulis sendiri tidak sempat melihat beragam warna yang dikatakan oleh legenda, tetapi pengalaman menyaksikan kawah putih dengan jarak yang cukup dekat merupakan suatu hal yang hal yang unik dan menakjubkan untuk dialami selama di Jawa Barat. Aksesnya sendiri cukup mudah, terutama jika datang dari Kota Bandung.
Titik Kawah Putih terletak di Jalan Raya Soreang Ciwidey KM 25, Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, lokasi ini dapat dengan mudah ditemukan di Google Maps. Kurang lebih lokasinya 50km dari Bandung, dan jarak tempuh yang dihabiskan bisa mencapai dua jam. Tetapi berhubung kota ini sering mengejutkan dengan kepadatan lalu lintasnya, jangan terlalu berharap untuk bisa sampai dalam waktu dua jam, ya.
Begitu sampai di Kawah Putih, akan ada bus antar-jemput berwarna oranye bernama ontang-anting yang bisa mengantarkan kamu ke kawasan utama Kawah Putih, yang jauhnya sekitar 5 kilometer dari tempat parkir terakhir dengan durasi perjalanan kurang lebih 15 menit melewati jalanan yang bergelombang. Ketika datang ke sana, penulis dikenakan biaya Rp 27.000 per orang untuk perjalanan pulang-pergi, semoga saja harganya tidak naik dari itu!
Sebenarnya, kalau kamu mau membawa kendaraan sendiri juga bisa, hanya saja nanti akan dikenakan biaya masuk seharga Rp 150.000,- (cukup mahal, kan?) belum lagi nantinya kendaraan harus melintasi medan yang cukup terjal. Jadi, kalau saran penulis sih—lebih baik naik ontang-anting saja. Karena kerasa banget sensasi bagaimana begitu sampai di lokasi dengan menaiki Ontang-anting rasanya seperti diantarkan ke "dunia lain".
Jangan salah, maksudnya "dunia lain" di sini seperti halnya menemukan surga dunia. Air biru muda hijau dengan pantai putih bersalju terbentang, terlihat sangat ajaib. Tebing dengan pepohonan rindang di latar belakang juga menambah keindahan yang ada. Rasanya seperti dimanjakan dengan kecantikan Bumi Pertiwi.
Oh ya, mengingat ada bau belerang yang kuat di Kawah Putih—jadi lebih baik membawa masker. Teringat celetuk teman yang memperingatkan untuk berhati-hati, penulis telah datang dengan sigap menggunakan masker agar tidak menghirup bau belerang. Bagi pengidap asma, tempat ini memang bisa berbahaya. Bahkan, sebenarnya sudah ada anjuran dari pengelola untuk tidak menghabiskan waktu terlalu lama di tempat ini.
Walaupun demikian, janganlah takut untuk datang ke Kawah Putih! Seperti halnya peringatan sang teman, penulis juga masih ingat benar ucapan dia selanjutnya: “Lu kalau udah mulai sesek jangan dipaksain, tapi ya kalau bisa sih jangan sampe cancel pergi kesana. Jangan dengerin juga dah yang bilang ada hantunya disana. Gue yakin, walaupun ketemu hantu lu bakalan lupa saking bagus pemandangannya!”
Eits, jadi inget. Usut punya usut, Kawah Putih Ciwidey ini memang memiliki mitos yang mengatakan bahwa konon katanya ada kerajaan gaib yang berkaitan dengan misteri Gunung Tangkuban Perahu di lokasi ini. Penduduk Bandung mungkin sudah tidak asing dengan kasak-kusuk ini. Masyarakat sekitar juga berkata bahwa, mereka pernah mendengar suara orang tanpa wujud yang diyakini sebagai ratu kerajaan jin.
Tapi ya, balik lagi dengan kepercayaan masing-masing. Karena terlepas dari bau belerang yang menyengat dan mitos legendaris yang bisa buat bulu kuduk berdiri, jangan biarkan alasan tersebut menghentikan anda untuk mengunjungi Kawah Putih. Karena pemandangan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan lagi saking indah-nya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H