21 Juli 1969. Neil Alden Armstrong perlahan turun dari Apollo 11. Bendera Amerika dalam genggaman erat. Di anak tangga terakhir Neil berhenti, hatinya bergemuruh, tak menyangka selangkah lagi ia akan memijak permukaan Bulan. Dari dalam helm besar astronotnya, Komandan Misi Pendaratan ke Bulan itu menyimak suara-suara dari Bumi yang berjarak 384.403 km darinya. Tampaknya mereka sudah tak sabar menanti komentar Neil.
“Neil, bagaimana kondisi di Bulan?.. Apa yang kau rasakan Neil?..Ayolah, ceritakan semua pada kami.. ”
Neil memilih diam. Ia sadar, beberapa detik lagi ia akan menjadi manusia pertama yang mendarat di Bulan. Sungguh membanggakan. Otak Neil berputar, mencari kata-kata tepat, yang dapat menggugah semangat. Sejarah dunia akan mencatat semua yang terlontar dari bibirnya. Neil menarik nafas dalam, menghirup oksigen dalam space suit-nya. Ia pejamkan mata. Sejurus kemudian dia sudah menemukan kata-kata itu,
‘One small step for man, one giant leap for mankind’, gumamnya dalam hati, membuka mata, kemudian melangkah mantap ke permukaan Bulan yang kasar.
Namun Neil urung mengucapkan kalimat yang telah disiapkannya itu. Tiba-tiba saja, hidungnya menangkap aroma sedap. Menggugah rasa lapar. Ia celingukan, mencari-cari dari mana sumber aroma itu. Betapa kagetnya Neil, ketika mendapatkan sebuah bangunan bergonjong serupa tanduk kerbau yang tegak berdiri tak jauh darinya.
Astronot Amerika itu terpana lama, mulutnya menganga lebar, ia shock mengetahui sudah ada orang di Bulan. Ia amati benar gedung bergonjong itu dengan dahi berkerut. Piring-piring berisi aneka penganan tersusun rapi di sebalik kaca. Dari sana rupanya aroma sedap itu berasal. Makin penasaran, Neil melempar pandang pada sebuah papan besar yang terpampang di depan bangunan itu. Dibacanya pelan-pelan huruf yang tertera di sana,
“RU…MAH MA..KAN PA..DANG”, sebut Neil terbata-bata.
***
Ya, itulah anekdot tentang menjamurnya Rumah Makan Padang, sampai-sampai di Bulan pun sudah ada. Artinya, menemukan Rumah Makan Padang di muka bumi ini begitu mudah. Macam ragam hidangan lazim disajikan, seperti Sate Padang, Gulai Paku, Dendeng Balado, Gulai Tunjang, Dendeng Batokok, Ikan Balado,Kalio Dagiang, Taruang Balado, Gulai Itiak Lado Mudo, Gulai Cubadak,Ayam Balado, Gulai Jariang dan tentu saja sang jawara dunia; Rendang.
Mengenai Rendang ini, bangsa Indonesia boleh berbangga hati. Survey CNN pada 7 September 2011 , menempatkan sang primadona tersebut di urutan pertama sebagai makanan paling lezat di dunia. Rendang mengalahkan berderet masakan unggulan sejumlah Negara, sebut saja; Sushi (Jepang), Massaman Curry (Thailand), Dim Sum (Hongkong), Peking Duck(China), Lagsana (Italia), Kinchi (Korea), Chicken Rice (Singapura), Ice Cream (Amerika Serikat), Kebab (Turki), Croissant (Perancis), Fish ‘n Chips (Inggris), Penang Asam Laksa (Malaysia). Semua KO oleh Rendang yang asli Indonesia ini.
Namun tahukah anda, bahwa masakan Padang tak selalu identik bercitarasa pedas dan gurih dengan aneka bumbu kaya rempah. Masih ada segudang kuliner asli urang awak yang unik, kental, manis dan sukar ditemui selain di tanah Minangkabau. Salah satunya adalah Teh Talua.
Teh Talua atau Teh telur adalah minuman penambah stamina yang terbuat dari bahan utama teh dan telur. Wujudnya menarik, seperti Cappuccino dengan buih tebal di lapisan atasnya. Menyusul lapisan berikutnya cairan kental berwarna coklat tua, lalu coklat muda berada paling bawah. Mengenai lapisan warna ini, bisa dibuat bertingkat-tingkat, tergantung tingkat kemahiran sang pembuat teh telur. Itulah sebabnya, dalam ajang lomba pembuatan minuman unik ini, warna bertingkat ini jadi salah satu indikator penilaian.
Konon, minuman yang berasa kelat, hangat, manis, plus nendang ini mulanya merupakan energy drink para petani dan nelayan Minang di pagi hari. Dinikmati sebelum berangkat kerja. Tujuannya demi menjaga kebugaran dan menambah energi mereka. Dan kini, teh telur naik kelas, ia digemari semua kalangan. Ia menjelma menjadi minuman segala profesi, golongan, usia dan gender. Energy drink-nya urang awak ini, seperti tokoh idola yang diincar tak kenal waktu.
Namun demikian, waktu yang paling pas saat minum energy drink ini adalah di pagi hari. Sebagai kawan sarapan Goreng Pisang, Ketupat Gulai, atau Nasi Goreng. Biasanya kaum bapak di Ranah Minang ini, juga menyesap Teh Telur di malam hari, sebagai “obat kuat” begadang sembari bermain domino atau sekedar berdiskusi lepas di lapau-lapau.
Benar, lapau atau kedai atau warung adalah tempat paling mudah menemukan Teh Telur. Tinggal masuk lapau, duduk seraya berteriak, “Teh Talua ciek..” maka tak berselang lama, segelas Teh Talua yang meruap-ruap terhidang di meja anda, siap untuk dinikmati. Harganya pun cukup terjangkau, hanya berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp.10.000,. Makin mahal harganya, bersebab dari bahan tambahan racikan teh ini,seperti ditambah madu, susu, pinang muda, atau jenis telur itik yang lebih mahal dari telur ayam kampung.
Kendati begitu mudah diperoleh di bumi Minang, namun Teh Telur sukar ditemukan di luar Sumatera Barat. Di Rumah Makan Padang yang ada di perantauan, belum tentu Teh Telur masuk dalam daftar menu. Pernah saya, semasa kuliah dulu, praktek lapangan ke Yogyakarta. Di sebuah Rumah Makan Padang di Jalan Kaliurang, saya singgah. Karena kangen dengan minuman ini, saya langsung memesan Teh Telur. Sang pelayan sempat mengernyitkan dahi, tapi sejurus kemudian mengangguk-angguk seperti paham. Eh.. tak berapa lama ia datang sembari menyuguhkan segelas teh manis hangat dan … sebutir telur.
“Ini Mas, teh telurnya,” kata pelayan itu polos.
Sakit perut saya menahan tawa, khawatir nanti dia tersinggung. Akhirnya saya coba saja menikmati Teh Talua ala Yogyakarta tersebut.
Minuman khas urang awak ini tak menguras saku, berkhasiat menambah energi ekstra dan yang paling penting, Teh Talua praktis alias mudah dibuat.
Cara membuat Teh Talua, hanya perlu menyiapkan bahan dan perlengkapan yang lumrah ada di dapur, seperti ; teh bubuk berikut saringan tehnya, sebutir telur ayam kampung (boleh juga telur itik atau bebek) yang diambil bagian kuningnya saja, dua sendok makan gula pasir, gelas, sendok atau pengocok telur, setengah buah jeruk nipis, dan air panas.
Pertama-tama, masukkan kuning telur dan dua sendok gula pasir dalam gelas. Ambil sendok, kocok gula dan telur sampai mengembang atau selama 3-5 menit. Setelah itu, masukkan teh bubuk dalam saringan, letakkan di atas gelas. Tuangkan air panas perlahan ke atas saringan teh, hingga memenuhi gelas. Teh Talua siap untuk dinikmati. Bagi yang menyukai rasa segar, dapat menambahkan perasan jeruk nipis. Sebagian lapau, menambahkan susu kental manis, atau madu dan ada juga yang menambahkan pinang muda. Hmm..Lamak bana.
Bagaimana? Cukup mudah bukan membuat energy drink ala urang awak ini. So, tunggu apalagi, Let’s do it guys, It’s Teh Talua Time…
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H