Mohon tunggu...
Joromualdes
Joromualdes Mohon Tunggu... Guru - An educator

Johanes Romualdes, B.Sc., S.Pd. Bachelor of Education from the University of Pelita Harapan (UPH). Bachelor of Science from Corban University, USA. Been teaching students for nearly 8 years. A grade-level supervisor for 4 years.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memimpin dan Belajar Lewat Dunia Virtual

28 September 2020   17:20 Diperbarui: 28 September 2020   17:26 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa pandemi ini memaksa dunia pendidikan untuk segera beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh secara virtual. Sebelum mengaplikasikannya, guru dan orangtua perlu memahami konsep utama dari memimpin dan belajar di dalam dunia virtual. Ada beberapa hal vital yang perlu kita pahami saat kita memimpin dan belajar di dunia virtual.

Pertama, kita harus memahami pengaruh besar dari komunikasi. Kedua, keadilan dan kemudahan akses juga perlu untuk kita pertimbangkan. Ketiga, kita juga perlu mengetahui kebaikan dan kelemahan dari sinkronis and asinkronis dalam pembelajaran jarak jauh. Keempat, orangtua dan guru perlu memiliki kompetensi yang mumpuni perihal tips dan penggunaan perangkat untuk berkoneksi secara virtual secara efektif.

Konsistensi ialah istilah utama yang menjadi gambaran besar seberapa kuat pengaruh komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, manusia berkomunikasi setiap saat untuk memenuhi kebutuhannya walau hanya sekadar menyampaikan pesan. 

Masa pandemi meminta setiap kita untuk berkomunikasi virtual secara konsisten dengan bantuan koneksi internet. Kita konsisten menggunakan aplikasi seperti Zoom dan Google Meet. Kita konsisten berpadan pada jadwal kegiatan yang mungkin berpola sama untuk memastikan bahwa setiap tujuan yang sudah kita rancang bisa tercapai.

Dalam kaitannya dengan hubungan komunikasi di lingkungan sekolah, setiap orang mengikuti pola jaringan komunikasi yang efektif. Para pemimpin sekolah menjalin hubungan komunikasi dua arah yang konsisten dengan guru. 

Demikian halnya, komunikasi yang dibangun antara pemimpin sekolah dengan orangtua siswa terjalin secara adil. Di dalam kelas, siswa membangun hubungan komunikasi dua arah yang erat dengan guru mereka. Tidak hanya dengan siswa, guru pun selalu berkomunikasi dengan orangtua mereka perihal perkembangan sikap dan akademis dari anak mereka di sekolah.

Di masa pandemi ini, mau tidak mau, kita tetap menjalankan percakapan antar pihak secara virtual. Tidak bisa dipungkiri, setiap kita pada akhirnya membutuhkan berbagai macam platform untuk bisa berkomunikasi. Membuat daftar username dan password bagi murid sangatlah dibutuhkan jikalau guru menggunakan beragam laman internet untuk mendukung kegiatan pembelajaran daring, terlebih bagi guru yang mengajar siswa TK dan SD.

Berkaitan dengan website yang digunakan, guru harus menerapkan keadilan dalam membagikan informasi kepada siswa. Setiap dari mereka berhak mendapatkan keleluasan yang sama dalam mengakses website tersebut tanpa ada pengecualian. Hal ini penting untuk dilakukan agar seluruh siswa mendapatkan konten yang sama , yang pada akhirnya mendukung siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru.

Internet menjadi santapan utama setiap orang saat ini. Sayangnya di Indonesia, tidak semua tempat tinggal siswa terkoneksi dengan internet. Oleh karena itu, siswa perlu mendapatkan hak yang sama dalam mendapatkan kuota internet. Keterbatasan guru dalam menyediakan akses internet mengakibatkan perlunya pihak luar yang lebih berwenang menyediakan kebutuhan dari isu ini. 

Pemerintah pada akhirnya harus turut serta memastikan bahwa setiap siswa dapat terkoneksi dengan internet. Salah satu program yang sedang dicanangkan ialah program Paket Pendidikan bagi siswa yang tinggal di daerah tertinggal. Besar harapan setiap pihak di dunia pendidikan agar program ini bisa dengan berhasil mendukung kegiatan belajar mengajar di Indonesia agar terus terlaksana dengan optimal.

Berdasarkan kurun waktu penyelenggaraan, ada dua tipe pembelajaran yaitu pembelajaran sinkronis dan pembelajaran asinkronis. Menurut Maria Finol (2020), pembelajaran sinkron mengacu pada semua jenis pembelajaran di mana peserta didik dan instruktur berada di tempat yang sama, pada waktu yang sama, agar pembelajaran berlangsung. 

Dalam pendidikan daring, tipe pembelajaran ini menguntungkan jika dilaksanakan saat jam belajar dan untuk kepentingan tugas yang instruksinya bersifat satu per satu kepada setiap siswa atau dalam kelompok kecil. Pembelajaran sinkron membuat siswa tetap konsisten dalam mengikuti jadwal sekolah yang diberikan. 

Selain itu, guru bisa secara langsung memberikan komentar atau umpan balik kepada siswa sehingga walaupun terjalin secara virtual, pembelajaran ini tetap berjalan seakan siswa sedang berada di kelas. Akan tetapi, butuh koneksi yang stabil untuk membuat tipe pembelajaran ini berjalan efektif. Semua siswa juga perlu memiliki perangkat mandiri yang terkoneksi internet. 

Hal ini sulit untuk diaplikasikan bagi siswa yanbg tinggal di daerah pedalaman. Terlebih, fitur pada video conference seperti kolom percakapan bisa disalahgunakan oleh siswa untuk memperbincangkan hal-hal diluar pembahasan topik. Dari sisi kesehatan, menatap layar perangkat cukup lama dapat menyebabkan kerusakan pada mata.

Menurut EdGlossary (2013), pembelajaran asinkronis adalah istilah umum yang digunakan untuk mendeskripsikan bentuk pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran yang tidak terjadi di tempat atau waktu yang sama. Tipe pembelajaran ini memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam urusan waktu bagi siswa untuk menyelesaikan tugas mereka. 

Siswa juga memiliki waktu yang cukup luang untuk berefleksi akan tugas mereka. Pembelajaran asinkronis cocok untuk setiap siswa karena tidak membutuhkan kecepatan internet sekuat dan sestabil dengan apa yang pembelajaran sinkron butuhkan. Dengan tipe belajar ini, siswa dapat mengatur kecepatan mereka sendiri dalam menyelesaikan asesmen yang diberikan. 

Sayangnya, siswa tidak bisa mendapatkan umpan balik dari guru mereka secara langsung. Ditambah lagi, guru tidak bisa melakukan pengawasan akan proses pengerjaan tugas yang dilakukan siswa, apakah itu murni hasil pemikiran siswa yang bersangkutan atau justru ada pihak ketiga yang mengerjakannya.

Berbicara perihal video conference, ada beberapa tips yang seharusnya kita patut harus lakukan dan persiapkan sebelum melakukannya. Pertama, kita harus perhatikan penampilan kita. Guru perlu memakai seragam sekolah saat rapat kerja walaupun mereka bekerja dari rumah. Siswa perlu memakai seragam sekolah yang lengkap saat pembelajaran berlangsung. 

Kedua, perhatikan jumlah partisipan disana. Lupakan tentang egoisme. Setiap orang perlu mengurangi tindakan interupsi saat pembelajaran atau rapat sedang berlangsung. Ketiga, pastikan informasi perihal link atau kode atau kata kunci harus kita persiapkan dengan lengkap sebelum kegiatan pembelajaran atau rapat dimulai. 

Guru bisa mengubah aturan perihal kolom percakapan pada platform yang digunakan untuk menghindari siswa membahas topik lain. Guru pun bisa mengatur kata kunci untuk menghindari kehadiran orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan rapat yang akan dilakukan. Keempat, perihal waktu pelaksanaan. 

Waktu paling efektif untuk mengadakan video conference adalah satu jam. Selebihnya, partisipan pasti akan merasa bosan. Untuk tipe pembelajaran asinkron, sangat disarankan bagi guru untuk memberikan video instruksi dengan durasi selama 5 hingga maksimal 10 menit. Kelima, guru perlu menyediakan formulir persetujuan bagi orangtua bahwa mereka setuju dengan pengadaan video conference dimana privasi siswa menjadi hal yang sensitif dan mudah untuk diketahui oleh khalayak.

Bagi para guru yang baru pertama kali untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara virtual, beberapa hal berikut ini patut untuk diperhatikan. Pertama, guru harus konsisten mengkomunikasikan apapun, baik tugas, jadwal pertemuan, ujian, atau pengumuman dari sekolah kepada murid dan guru secara jelas dan konsisten menggunakan satu media yang sama untuk mempermudah segala pihak. 

Kedua, selalu berfokus pada tujuan pembelajaran yaitu untuk memenuhi kebutuhan akademis siswa. Gunakan dan aplikasikan Bloom's Taxonomy dalam setiap rencana pengajaran. Ketiga, selalu siap sedia saat jam kerja karena pastinya akan banyak pertanyaan dari orangtua dan murid. 

Keempat, gunakan media penyimpanan dan pengiriman dokumen yang jelas dan mudah diakses bagi siswa dan orangtua. Kelima, selalu refleksikan setiap pembelajaran setiap harinya untuk memperbaiki kesalahan tersebut di pertemuan yang akan datang karena pastinya lumrah untuk terjadi banyak kesalahan di pertemuan-pertemuan awal dari kelas daring.

Bagi orangtua, berikut tips yang hendak dilakukan untuk meresponi apapun yang terjadi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pertama, orangtua perlu untuk belajar bersabar jikalau begitu banyak yang harus dipersiapkan atau bahkan dilakukan untuk mendukung pembelajaran siswa di rumah. 

Butuh anugerah untuk bersikap bijaksana dalam kondisi pandemi ini. Kedua, pertimbangkan frekuensi anak melihat layar monitor perangkat mereka. Ajak mereka untuk beristirahat sejenak dari layar monitor dengan melakukan kegiatan lain seperti bermain atau memasak. 

Ketiga, jika memungkinkan, orangtua perlu mengatur ulang jadwal kegiatan mereka secara lebih fleksibel dengan mengikuti jadwal sekolah anak agar mereka dapat turut serta mengawasi siswa saat pembelajaran berlangsung. 

Keempat, pastikan siswa tidak berada di depan computer secara terus menerus. 3 jam adalah durasi maksimal bagi mereka. Kelima, seperti yang dijelaskan sebelumnya, orangtua perlu memberikan kegiatan lain saat waktu istirahat kepada siswa agar mereka tidak lelah dan bosan untuk mengikuti pembelajaran daring seperti bermain monopoli, kegiatan seni atau sekadar masak bersama. Keenam, berikan waktu istirahat yang cukup kepada anak agar bisa tetap terus sehat.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran secara virtual meminta guru, siswa dan orangtua beradaptasi dengan cepat. Komunikasi tetap harus terjalin secara efektif dan konsisten walau kondisi tidak mengizinkan kita untuk saling bertemu langsung dan pertemuan secara virtual akhirnya menjadi solusi. Setiap kita perlu memahami peraturan dasar dan hal-hal yang diperlukan dalam melakukan kegiatan belajar secara virtual agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai secara efektif dan efisien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun