Band-band underground Bali menyimpan sejuta kejutan untuk para penikmatnya, salah satunya yaitu Jangar, band yang lahir pada juli 2015 ini membawa suasana musik underground yang baru dengan persilangan riff-riff blues rock dengan tempo progressive dalam tuning rendah menggiring para pendengarnya untuk brutal sekaligus berhalusinasi karena selain elemen-elemen musik tadi Jangar juga memberi bumbu stoner yang khas.
Band yang beranggotakan Gusten Keniten (Vokal), Pasek Darmawaysya (Drum), Dewa Adi (Gitar), dan Rai Biomantara (Bass) ini seringkali membawakan lagu yang lugas dan mengandung unsur keritikan, semua dirangkum pada album pertamanya "Jelang Malam". Jangar sudah memberikan berbagai unsur beracun didalamnya  yang terdiri dari Negeri Nego, Konstan, kami tahu, hingga Kesurupan.Â
dalam album ini musisi-musisi skena underground lokal ternama juga ikut berkolaborasi dengan Jangar seperti, Daddy Hamson (Komunal) yang membawakan lagu berjudul Haerath.
Pasek Darmawysya (Drum) memaparkan bahwa lagu tersebut menceritakan tentang malam pemujaan Dewa Siwa. prosesi tersebut seringkali di  lakukan umat Hindu Sebagai bentuk penebusan Dosa Pada Maha Sivhaerathri (Haerath), prosesi tersebut dilakukan di kathmadndu, Nepal.
dimalam pemujaan tersebut para orang suci umat Hindu diperbolehkan menghisap ganja sebagai bentuk pemujaannya kepada Dewa Siwa, karena tanaman Ganja sendiri merupakan tanaman favorit Dewa Siwa. ritual tersebut bertujuan untuk meninggalkan sejenak kesenangan duniawi dan menyatu dengan alam." ungkap Pasek dikutip dari Pop Hari Ini, Rabu (2/10/2019).Â
Jelang Malam, digarap oleh dapur Rekaman Berita Angkasa, terdiri dari sepuluh lagu, yang juga mengajak Rian Pelor (DETENTION) yang menyumbangkan vokalnya untuk lagu Negeri Nego, untuk artworknya sendiri dikerjakan oleh salah satu pelaku di skena under ground yaitu Morgg (Rajasinga).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H