Cyberbullying sangat berbahaya. Cyberbullying adalah tindakan pembulian melalui perantara sosial media ataupun hal semacamnya. Cyberbullying adalah tindakan yang tidak wajar dilakukan karena cyberbullying merugikan orang lain dengan cara mengejek, mengancam, dan juga menakuti para korban pengguna media sosial. Cyberbullying akan sangat berbahaya untuk anak yang menjadi korban maupun pelaku, Karena usia anak yang diperkirakan masih belum dewasa maka masih sulit bagi anak untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan anak menjadi pelaku cyberbullying maka anak akan merugikan orang-orang dengan berbagai cara seperti mengejek, mengancam, dan hal lainnya. Lebih berbahaya lagi jika anak yang menjadi korban cyberbullying, dimana anak belum dapat mengatur serta mengkondisikan mental mereka maka hal ini akan sangat mengancam diri anak tersebut dan juga dapat mengubah cara berpikir dan berkembang anak ke tahap remaja dan dewasa.
Dengan data dari webinar UICI yang dibawakan oleh Dini Marlina, Dia mendapatkan data dari unicef tahun 2022, bahwa anak kelas SMA dan SMP di tahun 2022 ada 45% dari 2.775 anak yang ada di Indonesia mengaku bahwa mereka pernah menjadi korban cyberbullying. Hal ini menjadi sangat mengkhawatirkan bagi anak yang menjadi korban cyberbullying.
Beberapa jawaban kenapa cyber bullying itu terjadi adalah rasa kesepian yang ekstrim sehingga membuat seseorang merasa terisolasi. Ada juga yang merasa mereka mendapatkan kepuasan atau rasa kuasa, dengan merendahkan atau menyakiti orang lain secara online. Semua hal itu juga. Terjadinya cyberbullying juga dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti gangguan mental, korban bullying, dan terjadi konflik. Cyberbullying juga dapat terjadi karena lingkungan pertemanan dan keluarga yang tidak mendukung anak maka mengakibatkan anak memiliki sifat dan sikap buruk terhadap lingkungan sekitarnya juga.
Tentu saja Cyberbullying tidak hanya berbahaya untuk anak tetapi juga untuk semua orang cyberbullying adalah tindakan yang berbahaya. Tapi yang membedakan bahaya terhadap anak dan remaja serta dewasa adalah anak masih dalam masa pertumbuhan dan juga perkembangan kepribadian. Hal yang anak dapatkan dalam keseharian mereka, diri mereka akan menyesuaikan diri dengan kebiasaan kesehariannya maka jika kebiasan yang diberikan kepada anak tidak baik akan berdampak pada anak tidak dapat berkembang dengan baik.
Karena cyberbullying adalah hal yang sulit dihindari oleh orang-orang di sosial media mengingat generasi Z yang hampir semuanya sudah memiliki sosial media saat masih berada di sekolah dasar maka ada beberapa solusi yang dapat diberikan.
1. Pengawasan Orang Tua
Orang tua harus memantau aktivitas online anak-anak mereka, memastikan bahwa mereka menggunakan internet dengan aman, dan terbuka untuk berbicara tentang pengalaman mereka di dunia maya.
2. Pelaporan dan Blokir
 Mendorong individu untuk melaporkan perilaku cyberbullying kepada platform media sosial dan untuk memblokir pengguna yang mengganggu.
3. Kampanye Anti-Cyberbullying
Mengadakan kampanye anti-cyberbullying di sekolah dan komunitas untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah sikap terhadap perilaku tersebut.
Penting untuk diingat bahwa pencegahan cyberbullying adalah tanggung jawab bersama dan memerlukan kerja sama dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan online yang aman dan positif.
Solusi ini dapat dijadikan sarana diman anak dan juga orang-orang dapat menghindari terjadinya cyberbullying mau itu menjadi pelaku ataupun menjadi korban. Mari kita bersama sebagai rakyat bumi menciptakan atmosfer yang dapat mendukung terjadinya perkembangan anak muda demi masa depan bumi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H