Poliomielitis (polio) merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus polio. Polio menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang. Polio bahkan juga dapat menyebabkan kematian. Virus polio dapat menular melalui kontak langsung dengan percikan air liur atau tinja penderitanya dan juga melalui konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi virus polio (KEMKES, 2021). Untuk saat ini belum ada obat untuk polio, tetapi  Polio bisa dicegah dengan imunisasi, bahkan imunisasi dianggap cara paling efektif untuk mencegah polio. Bahkan dikatakan dalam artikel Kemenkes (2021) vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup. Selain itu keunikan dari vaksin polio adalah vaksinnya terdapat 2 macam yaitu vaksin polio oral atau oral polio vaccine (OPV) yang diberikan secara diteteskan melalui mulut dan vaksin polio tidak aktif atau inactivated polio vaccine (IPV) yang diberikan dengan cara disuntik. Kandungan dalam vaksin OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan, sedangkan kandungan dalam IPV menggunakan virus yang tidak lagi aktif (Ismoedijanto, Pusponegoro, Rusmil, & Suyitno, 2014).
CARA KERJA VAKSIN POLIO DAN BAGAIMANA TUBUH MERESPONNYA
Cara kerja oral polio vaccine (OPV) adalah dengan memproduksi antibodi dalam darah (imunitas humoral) terhadap ketiga tipe virus polio sehingga pada kejadian infeksi, vaksin ini akan memberikan perlindungan dengan mencegah penyebaran virus polio ke sistem saraf. Pemberian OPV juga menghasilkan respons imun lokal di membran mukosa intestinal tempat terjadinya multiplikasi virus polio. Antibodi yang terbentuk akan membatasi multiplikasi virus polio liar di dalam intestinal, menutup reseptor (PVR) sehingga virus tidak bisa menempel dan berkembang biak. Sedangkan cara kerja vaksin inactivated polio vaccine adalah dengan memberi virus polio virulen yang sudah diinaktivasi/ dimatikan dengan panas dan formaldehid ke dalam tubuh melalui vaksin yang disuntik. IPV juga dapat mencegah kelumpuhan baik akibat virus polio liar atau virus polio vaksin Sabin (Ismoedijanto, Pusponegoro, Rusmil, & Suyitno, 2014).
Seperti yang sudah penulis jelaskan diawal, Ketika vaksin dimasukkan kedalam tubuh baik secara diteteskan melalui mulut maupun yang disuntikkan ke dalam tubuh, sistem imun kita akan mendeteksi dan tidak akan mengenali vaksin yang masuk ke tubuh dan menganggap vaksin tersebut adalah suatu benda asing/patogen. Tubuh akan bertarung dengan virus dalam vaksin dan selanjutnya ketika sistem imun berhasil melawan patogen yang kemudian patogen itu mati. Maka sel tubuh kita akan membentuk memori atau ingatan terhadap patogen tersebut. Sehingga jika ada patogen yang sama lagi, maka sel imun akan lebih siap dalam mengatasi patogen tersebut
KAMPANYE AYO VAKSIN POLIO !
APAKAH IMUNISASI VAKSIN POLIO BENAR-BENAR BERHASIL DAN BERAPA KALI?
Dalam rangka upaya Bangsa Indonesia untuk dapat menurunkan morbiditas (angka kesakitan), menurunkan mortalitas (angka kematian), terhindar dari kecacatan dan eradikasi penyakit di suatu daerah atau negeri Indonesia menerapkan sistem Imunisasi dasar yang wajib dilakukan (KEMENKES, 2016). Polio termasuk kedalam imunisasi wajib, sehingga menyebabkan imunisasi polio harus dilakukan kepada bayi yang baru lahir. Jika masyarakat mau melakukan vaksin polio, itu akan membantu sekali untuk Indonesia tetap bebas dari polio. Dengan melakukan imunisasi vaksin polio kita juga membantu anak bayi yang baru lahir, serta membantu sesama untuk menlindungi diri sendiri serta melindungi sesama, agar tercipta masyarakat yang bebas dari polio.
Dalam artikel Kemenkes (2021) mengatakan bahwa vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.42 Tahun 2013 dan No.12 Tahun 2017, vaksin diberikan 4 kali dengan dosis pertama harus di berikan saat bayi baru lahir sampai dengan 24 jam. Lalu dosis kedua sampai keempat dapat diberikan dengan jeda waktu 1 bulan. Vaksin anak berupa vaksin oral (OPV) ketika anak baru lahir. Setelahnya, anak mendapat vaksin inaktif  (IPV). Anak juga bisa menerima vaksin polio sebagai booster ketika berusia 18-24 bulan dan 5 tahun yang berguna untuk memberikan perlindungan lebih kepada anak (Fadli, 2020). Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter mengenai kondisi anak sebelum melakukan vaksinasi.
AYO VAKSIN POLIO
Penulis (Jordan 17 tahun) sebagai penerima 4x vaksin polio tidak pernah terkena penyakit yang berhubungan dengan virus polio ataupun penyakit dampak dari vaksin polio. Saya meromendasikan untuk para orang tua agar memberikan imunisasi vaksin polio kepada anaknya agar anak aman dari virus polio. Jangan sampai peristiwa munculnya kasus polio pada tahun 2005 terulang Kembali, padahal pada tahun 1996 polio liar sudah dinyatakan musnah. Jangan sampai label bebas polio yang diberikan WHO pada 2014 hilang kembali akibat orang tua yang tidak ingin anaknya divaksin.
Untuk biaya para orang tua jangan khawatir, dilansir dari Theasianparent.com (2018), anda bisa mendapatkan vaksin polio secara GRATIS! Anda hanya perlu datang ke fasilitas Kesehatan masyarakat seperti puskesmas, dll dan membawa kartu BPJS. Setelah itu anda bisa mendapatkan 5 imunisasi dasar wajib (termasuk polio) secara gratis . Bisa gratis karena biaya imunisasi wajib sudah di subsidi pemerintah. Pemerintah sudah memberi arahan untuk kita melakukan imunisasi wajib dan sudah memfasilitasi kita dengan biaya gratis. Untuk menciptakan masyarakat yang bebas dari polio, bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin polio segeralah untuk vaksin, serta untuk orang tua yang masih ragu untuk memberika vaksin polio untuk anaknya, sekarang tidak perlu ragu lagi. Jadi tunggu apa lagi, ayo vaksin polio!