Senin (3/7/2023). Jordan Abisha Siregar, Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengikuti program Kuliah Kerja Nyata yang diadakan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang berlokasi di Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur sebagai bentuk pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan tinggi dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, Kun Muhammad Adi, S.I.Kom., M.I.Kom.
Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa dengan tujuan untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok di Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang berlangsung selama 12 hari dan dimulai pada tanggal 3 Juli 2023.
Sensor kelembapan tanah memiliki peranan penting dalam berbagai aplikasi terkait pertanian, pengairan, dan lingkungan. Sensor ini digunakan untuk mengukur kadar air dalam tanah, sehingga memungkinkan pengaturan irigasi yang efisien dan menghindari pemborosan sumber daya air.Â
Selain itu, sensor kelembapan tanah juga membantu dalam pengelolaan pertanian yang presisi dengan memantau kondisi kelembapan tanah secara real-time, mengoptimalkan penggunaan air dan nutrisi, serta mengidentifikasi daerah-daerah dengan kelembapan tanah yang rendah atau tinggi.Â
Selain manfaat di bidang pertanian, sensor kelembapan tanah juga digunakan dalam pemantauan kekeringan, konservasi lingkungan, serta penelitian dan pemodelan iklim.Â
Informasi tentang kelembapan tanah sangat berharga dalam mengidentifikasi daerah-daerah rentan terhadap kekeringan, pemantauan kelestarian lingkungan, dan pemahaman tentang perubahan iklim. Dengan demikian, sensor kelembapan tanah menjadi alat penting yang membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam berbagai sektor terkait.
Sayangnya, Petani di desa Kebontunggul belum menggunakan teknologi sensor kelembapan tanah dalam melakukan kegiatan bercocok tanam. hal ini dapat mengakibatkan kelembaban tanah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang dapat menyebabkan kerugian finansial (tagihan meningkat) dan penurunan produktivitas panen.Â
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu peserta KKN Tahun 2023 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yaitu Jordan Abisha Siregar membuat Program Kerja Pelatihan dan Pemberdayaan Petani Tentang Penggunaan dan Manajemen Sensor Kelembapan Tanah di Desa Kebontunggul.Â
Dalam kegiatan ini, mahasiswa memberikan serangkaian materi & pelatihan dan yang diharap dapat memberikan pemahaman kepada para petani & pemuda-pemudi Karang Taruna agar dapat menerapkan teknologi ini dalam kegiatan bercocok tanam di Desa Kebontunggul.Â
Alat sensor ini nantinya akan dipasangkan di Green House yang berlokasikan di Wisata Tanaman Obat Desa Kebontunggul sebagai upaya Revitalisasi Green House Desa Kebontunggul dan diintegrasikan dengan alat fertigasi. Alat fertigasi adalah sebuah perangkat yang digunakan dalam praktik pertanian modern untuk memberikan nutrisi dan pupuk kepada tanaman secara otomatis melalui sistem irigasi. Istilah "fertigasi" sendiri merupakan gabungan dari kata "fertilizer" (pupuk) dan "irrigation" (irigasi).Â
Pengintegrasian alat sensor kelembapan tanah dengan alat fertigasi akan membantu para petani & pemuda-pemudi Karang Taruna Desa Kebontunggul dalam hal :Â
Menghemat konsumsi air dalam proses pertanian/perkebunan, hal ini berakibat pada penghematan biaya bagi pemilik kebun.Â
Menyebabkan tanaman mendapatkan nutrisi & air yang cukup agar produktivitasnya stabil dan tinggi.Â
Automatisasi alat fertigasi akan meringankan beban pekerjaan pemilik kebun karena tidak perlu berulang kali mengecek tanamannya, pemilik kebun akan mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas lain.
Penulis : Jordan Abisha SiregarÂ
#UntagSurabayaÂ
#KitaUntagSurabayaÂ
#UntukIndonesiaÂ
#UntagSurabayaKerenÂ
#EcoCampusÂ
#KampusKompetenÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H