Merasakan Keluhan Alergi Obat, Padahal Sebelumnya Tak Pernah Mengalami

Libur kali ini hanya saya nikmati di rumah. Badan gatal-gatal, lemas, napas terasa sesak, membuat benar-benar mager alias malas gerak. 

Asal muasal keadaan saya karena kemarin sore ke bidan untuk lepas alat kontrasepsi (IUD) karena sudah waktunya untuk ganti. Saya ke bidan langganan untuk bongkar pasang alat kontrasepsi.

Setelah selesai, tentu saja saya diberi obat antibiotik dan pereda nyeri untuk mencegah jika nyeri perut akibat ganti alat kontrasepsi baru. Aturan minum tiga kali sehari.

"Ada alergi obat apa nggak, Mbak?" tanya Bidan.

Saya memberikan keterangan kalau tak memiliki alergi obat-obatan karena selama ini ketika berobat memang tak ada keluhan apapun dengan obat yang diberikan.

Singkat cerita, saya sampai rumah, makan dan mengonsumsi obat yang diberikan oleh bidan. Tak ada keluhan apapun, hingga sekitar tiga sampai empat jam kemudian, telapak tangan kanan saya tiba-tiba terasa gatal. Tak lama telapak tangan kiri juga gatal, disusul telapak kaki.

Untuk mengatasi gatal, saya mengolesi minyak tawon dan bedak gatal.

Saat mengolesi minyak tawon dan bedak, saya merasa wajah terasa gatal, ditambah pergelangan tangan. Tentu saya agak panik dengan keadaan itu. Apalagi ketika seluruh tubuh juga merasakan gatal, kulit seperti biduran.

Belum lagi biduran hilang, saat menyiapkan kopi untuk suami, saya merasa gliyeng dan mau pingsan. Alhasil tugas membuat kopi dilanjutkan anak. Saya pun istirahat, tak berani banyak bergerak. Untuk duduk saja, pandangan tiba-tiba gelap, mual dan kembali mau pingsan. Saya akhirnya mengirimkan chat WA ke bidan, tapi karena terlalu malam, chat tersebut hanya centang satu. Sempat berpikir untuk ke dokter kalau tak membaik. Tapi karena hujan deras, tak mungkin ke luar rumah, jadi saya hanya tiduran untuk mengusir segala keluhan yang saya rasakan.

Keluhan yang saya rasakan tentu saya ceritakan kepada suami. 

"Apa aku alergi alat kontrasepsi ya?" pikir saya. Saat merasa baikan, saya pun membuka google dan mencari informasi, apakah alat kontrasepsi bisa menimbulkan hal-hal yang saya rasakan. Dari beberapa artikel atau tanya jawab dokter, memang alat kontrasepsi bisa menimbulkan keluhan-keluhan yang saya rasakan, meski itu jarang sekali dialami pengguna alat kontrasepsi.

Ya sudahlah, kalau misal memang alergi alat kontrasepsi, nanti cari solusinya. Meski dalam hati saya masih berpikir juga kalau seharusnya saya tidak alergi alat kontrasepsi. Pas awal menggunakan alat kontrasepsi ---delapan tahun yang lalu--- baik-baik saja.

Akhirnya saya bisa memejamkan mata setelah reaksi minyak tawon dan bedak bisa mengurangi bidur di seluruh tubuh. Itupun sebentar-sebentar juga terjaga. Saat terjaga, sekitar pukul satu dini hari, ada balasan dari bidan yang menangani saya. Beliau menuliskan kalau alat kontrasepsi tidak membuat alergi. Yang membuat alergi itu obat antibiotiknya. Jadi, beliau menyarankan agar antibiotik tidak perlu dikonsumsi dan saya diminta untuk mengambil CTM pagi harinya. Sementara keluhan gliyeng disarankan untuk meminum minuman manis. Saya iyakan saran dari beliau.

Pada pagi hari akhirnya saya kembali ke rumah bidan untuk mengambil CTM. Beliau sempat mengatakan, "lha kemarin nggak bilang kalau alergi obat, Mbak."

Saya hanya menimpali kalau memang selama ini tak ada alergi obat. Ternyata saya akhirnya harus merasakan alergi obat kali ini. Benar-benar menyiksa karena keluhan tak pernah saya rasakan sebelumnya.

Lain kali, ada baiknya memang saya harus berhati-hati ketika menerima obat dari dokter atau membeli obat di apotek. Paling tidak, produk obat itu adalah produk yang biasa saya konsumsi karena jenis obat yang sama pun kalau beda produsen, bisa menimbulkan reaksi tubuh yang beda.

___

Branjang, 25 Desember 2024