"Aku beli jenangnya, Angcan!" seru teman-teman Angcan, si angsa cantik. Mereka sedang mengelilingi Angcan yang sedang berjualan masakan ibunya.
"Sabar. Antre ya, teman-teman!" jawab Angcan.
Teman-teman Angcan menuruti perintah Angcan itu. Mereka berbaris ke belakang demi mengantre untuk membeli dagangan Angcan.
Di saat teman-teman sedang mengantre, seekor burung bernama Pipit tampak terbang sambil bersiul. Tak lama kemudian, Pipit itu bertengger di dahan pohon. Dia menikmati sejuknya suasana saat berada di dahan itu.
Dari tempatnya bertengger, dia melihat keramaian di sebuah pasar yang ada di tengah kampung. Teman-temannya mengelilingi Angcan, teman baik Pipit, yang berjualan.
"Angcan jualan apa ya? Kok ramai sekali," gumamnya.
Karena penasaran, dia turun dari dahan pohon dan mendekat ke arah kerumunan teman-temannya itu.
"Teman-teman, Angcan jualan apa? Kok sepertinya enak."
"Oh, kamu, Pit. Iya. Angcan jualan jenang jagung."
"Hah?"