Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Warna-warni Komunikasi antara Pendidik dan Orangtua Peserta Didik, Bagaimana Menyikapinya?

17 September 2024   16:20 Diperbarui: 18 September 2024   08:00 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jam pulang sekolah (Freepik)

Saya sendiri juga seorang ibu yang memiliki anak usia sekolah. Saya paham kalau anak-anak zaman sekarang ini lebih banyak yang diantar jemput saat sekolah. Tak seperti zaman dulu, anak-anak benar-benar dilepas untuk mandiri. Mereka pulang dan berangkat sekolah sendiri. Artinya tanpa merepotkan orangtua. 

Anak-anak zaman dulu santai saja saat orangtua hanya berada di rumah, sementara mereka jalan kaki atau bersepeda ke sekolah. Jadi, orangtua tidak terbebani dan tidak terikat untuk antar jemput anak yang bersekolah.

Lain dengan sekarang, anak-anak sangat tergantung pada orangtua. Entah karena orangtua yang tidak tega atau bisa saja karena anak yang memang ingin enak. Akibat dari fenomena ini, orangtua malah menjadi sibuk dan membagi waktu untuk bekerja dan antar jemput sang anak.

Ada saja perilaku orangtua yang akhirnya kesal kepada pihak guru atau sekolah saat jam pulang sekolah.

Ada yang tiba-tiba menggeber motor di lingkungan sekolah karena tidak ada pengumuman jam pulang sekolah. Ada juga orangtua yang tiba-tiba berjalan ke arah saya yang sedang selesai mengajar pelajaran Bahasa Jawa di kelas lain. Kebetulan kelas saya diisi oleh guru Agama. 

Orangtua itu marah dan membuat saya terhenyak. Apa yang dikatakan oleh orangtua peserta didik tadi?

"Bu, kalau mengumumkan pulang jam X ya pulang jam X. Jangan molor begini. Saya ini buruh. Bu guru yang konsistenlah!" Begitu inti dari ucapan orangtua tersebut.

Saya agak terkejut. Tapi saya hanya mengiyakan dan menjawab kalau para peserta didik sedang belajar dengan guru lain. Orangtua tersebut masih protes lagi. Lagi-lagi, saya mengiyakan karena tidak enak juga kalau harus ribut dengan beliau.

Sebelumnya beliau menanyakan jam pulang sekolah dan saya hanya menjawab saja. Setiap hari, sebenarnya saya tak mau mengumumkan kepulangan para peserta didik. Tapi kok kebetulan hari itu ada orangtua siswa yang bertanya jam pulang sekolah. Mau tak mau saya menjawab kalau siswa pulang sesuai jadwal pelajaran.

Menghadapi itu, ya saya maklum saja. Memang mereka tak paham bagaimana kondisi di kelas saat akan tiba jam pulang.

Menjadi guru atau pendidik memang serba salah. Pulang tepat waktu dan memakan waktu untuk membubarkan peserta didik, itu dinilai salah bagi orangtua mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun