Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Warna-warni Komunikasi antara Pendidik dan Orang tua Peserta Didik, Bagaimana Menyikapinya?

17 September 2024   16:20 Diperbarui: 17 September 2024   16:25 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sekolahchis.com

Anak-anak zaman dulu santai saja saat orang tua hanya berada di rumah, sementara mereka jalan kaki atau bersepeda ke sekolah. Jadi, orang tua tidak terbebani dan tidak terikat untuk antar jemput anak yang bersekolah.

Lain dengan sekarang, anak-anak sangat tergantung pada orang tua. Entah karena orang tua yang tidak tega atau bisa saja karena anak yang memang ingin enak. Akibat dari fenomena ini, orang tua malah menjadi sibuk dan membagi waktu untuk bekerja dan antar jemput sang anak.

Ada saja perilaku orang tua yang akhirnya kesal kepada pihak guru atau sekolah saat jam pulang sekolah. Ada yang tiba-tiba menggeber motor di lingkungan sekolah karena tidak ada pengumuman jam pulang sekolah. Ada juga orang tua yang tiba-tiba berjalan ke arah saya yang sedang selesai mengajar pelajaran Bahasa Jawa di kelas lain. Kebetulan kelas saya diisi oleh guru Agama. 

Orang tua itu marah dan membuat saya terhenyak. Apa yang dikatakan oleh orang tua peserta didik tadi?

"Bu, kalau mengumumkan pulang jam X ya pulang jam X. Jangan molor begini. Saya ini buruh. Bu guru yang konsistenlah!" Begitu inti dari ucapan orang tua tersebut.

Saya agak terkejut. Tapi saya hanya mengiyakan dan menjawab kalau para peserta didik sedang belajar dengan guru lain. Orang tua tersebut masih protes lagi. Lagi-lagi, saya mengiyakan karena tidak enak juga kalau harus ribut dengan beliau.

Sebelumnya beliau menanyakan jam pulang sekolah dan saya hanya menjawab saja. Setiap hari, sebenarnya saya tak mau mengumumkan kepulangan para peserta didik. Tapi kok kebetulan hari itu ada orang tua siswa yang bertanya jam pulang sekolah. Mau tak mau saya menjawab kalau siswa pulang sesuai jadwal pelajaran.

Menghadapi itu, ya saya maklum saja. Memang mereka tak paham bagaimana kondisi di kelas saat akan tiba jam pulang. Menjadi guru atau pendidik memang serba salah. Pulang tepat waktu dan memakan waktu untuk membubarkan peserta didik, itu dinilai salah bagi orang tua mereka. Namun, jika peserta didik pulang lebih awal, pasti akan menjadi sorotan dari pengawas atau orang tua bahkan komite. Bisa saja pendidik dinilai tidak amanah, alias makan gaji buta. 

Saya sendiri, berusaha untuk memulangkan para peserta didik sesuai jadwal. Namun lima menit sebelum jam pulang, saya membiasakan kepada peserta didik untuk merapikan diri. 

"Kalian sampai di sekolah rapi dan bersepatu, maka pulang juga harus rapi. Kalian harus latihan disiplin dan rapi dari kecil," nasehat saya kepada para peserta didik di kelas bawah SD.

Waktu lima menit bagi peserta didik di SMP atau SMA mungkin akan cepat kalau dinasehati untuk mengenakan sepatu. Tapi jangan tanya, bagaimana anak-anak di kelas bawah, untuk mengenakan sepatu sudah pasti lama. Itu saja masih diwarnai dengan keributan dan obrolan yang lama. Jadi, mengenakan sepatu bisa berkali-kali lipat selesainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun