Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bekal bagi Orangtua yang Memasukkan Anak ke Pondok Pesantren

7 Juli 2024   16:46 Diperbarui: 7 Juli 2024   17:37 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santriwati sedang menyelami Al-Qur'an pada Ponpes Ashiddiq di Gunungkidul. Ilustrasi: dokumentasi ponpes Ashiddiq GK

Kedua, ketika sudah memasrahkan anak ke pondok pesantren maka harus ikhlas. Ikhlas di sini dalam artian rela hati jika ada teguran atau malah hukuman dari ustadz-ustadzah ketika anak melakukan pelanggaran. 

Dengan teguran atau hukuman yang diterima anak ketika melanggar aturan, maka anak akan lebih berhati-hati dan jera untuk melakukan kesalahan yang sama. Dia akan belajar sebab akibat dan kelak akan ada kesadaran sendiri jika segala sesuatu itu ada resiko yang dihadapi.

Ketiga, tawakal atau pasrah kepada Allah. Ketika menitipkan anak ke semua pengasuh pondok maka orang tua perlu pasrah dan tidak berpikir yang bukan menjadi tugas Allah. Pasrah bahwa ada pengawasan yang lebih dari pengasuh pondok yaitu pengawasan dari Sang Pencipta. Hal ini akan membuat hati orang tua menjadi lebih tenang dan meluaskan hati atau bersabar ketika berjauhan dengan buah hati.

Orang tua percaya kalau anak akan maksimal belajar apapun di pondok dengan bimbingan pengasuh pondok dan pengawasan dari Sang Pencipta.

Keempat, selalu berikhtiar dan berdoa. Orang tua harus sadar kalau anak di pondok akan berusaha untuk belajar semaksimal mungkin. Belajar agama dan belajar ilmu pengetahuan umum layaknya siswa lain di sekolah negeri atau swasta lainnya. 

Selain itu orang tua harus ingat untuk tenang dalam mengais rezeki. Ketika meniatkan diri untuk menyekolahkan anak di pondok pesantren, sudah pasti akan diberikan kemudahan oleh Allah dalam mencari rezeki yang halal untuk kebutuhan keluarga, termasuk menyekolahkan anak di pondok pesantren.

Terakhir, sebagai orang tua harus benar-benar percayakan anak kepada pondok pesantren dalam hal pendidikan agama, ilmu umum, akhlak selama itu terbaik untuk anak. 

Hal berkaitan dengan rasa ikhlas ketika menitipkan anak ke pondok, pada poin kedua. Pengasuh pondok adalah pengganti orang tua selama anak berada di lingkungan pondok. Biarkan mereka melakukan peran sebagaimana orang tua memperlakukan anak ketika di rumah. Ada kalanya marah, menasehati, memuji dan sebagainya.

Mereka akan tetap diajak belajar dan melakukan kegiatan bermanfaat dan menyenangkan seperti upacara bendera, study wisata, bakti sosial, jalan sehat. Jadi mereka akan mendapatkan asupan yang imbang untuk jasmani rohaninya.

Salah satu kegiatan untuk belajar di luar kelas dari pondok pesantren. Ilustrasi: dokumentasi ponpes Ashiddiq.
Salah satu kegiatan untuk belajar di luar kelas dari pondok pesantren. Ilustrasi: dokumentasi ponpes Ashiddiq.

Dengan bekal lima hal tadi, insyaallah orang tua akan lebih tenang berjauhan dengan anak yang mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Meski harus memendam rasa rindu luar biasa dengan anak. Kalau orang tua tenang, anak akan dimudahkan dalam belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun