Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran Menggunakan Bahasa Daerah pada Kelas Awal SD

29 Juni 2024   07:55 Diperbarui: 3 Juli 2024   23:35 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip Pembelajaran Menggunakan Bahasa Daerah 

Bagi seorang guru yang mengajar di kelas awal atau kelas bawah (kelas I-III) pasti tak asing dengan pembelajaran menggunakan dua bahasa.

Maksudnya di sini bukan menggunakan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Akan tetapi menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa yang mendampingi guru untuk melakukan pembelajaran.

Hal ini dikarenakan para peserta didik di tingkat bawah masih sangat dekat dengan bahasa yang dominan digunakan dalam keseharian.

Ini tak hanya berlaku saat proses pembelajaran. Bahkan saat peserta didik mengerjakan soal-soal ulangan atau asesmen juga sering ditemukan jawaban dengan menggunakan bahasa daerah.

Penggunaan bahasa daerah sebagai alat penyampai materi sesuai dengan Peraturan Presiden No. 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia Pasal 23 Ayat 3 yang berbunyi "Selain Bahasa Indonesia, bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat pada tahun pertama dan kedua untuk mendukung pembelajaran".

Penggunaan bahasa daerah di sini bukan berarti menggunakan bahasa daerah sesuai pakemnya.

Seperti dalam penggunaan Bahasa Jawa contohnya, karena ada pembagian penggunaan bahasanya maka jika anak-anak kesulitan memahami basa krama, maka bisa menggunakan basa ngoko.

Akan tetapi guru tetap membenahi dan mengarahkan penggunaan kata yang tepat agar bisa belajar sedikit demi sedikit penggunaan basa krama.

Seperti yang saya jelaskan di depan bahwa penggunaan bahasa daerah itu semakin berkurang jika tingkatan kelas juga semakin tinggi.

Peserta didik di tingkat kelas atas kemampuan berbahasa Indonesia akan semakin meningkat. Maka pembelajaran juga menyesuaikan kemampuan siswa tadi.

Ilustrasi: menit24.com
Ilustrasi: menit24.com

Lalu apa prinsip penggunaan bahasa daerah dalam proses pembelajaran di kelas awal?

Pertama, peserta didik belajar paling efektif dengan menggunakan bahasa yang dikuasainya.

Bahasa daerah memang sangat lekat dan dominan bagi anak-anak peralihan dari TK ke SD atau tingkat awal.

Kalau mereka menggunakan bahasa Indonesia, akan terkesan lucu karena perpaduan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Tak apa, nanti seiring perkembangan para peserta didik akan mudah belajar dengan bahasa Indonesia.

Kedua, konsep baru dalam pelajaran akan mudah dipahami dalam bahasa yang paling dikuasai.

Ketika menjelaskan tentang sumber energi utama misalnya. Para peserta didik akan menjawab kalau sumber utamanya adalah matahari. Akan tetapi jika ditanyakan apa manfaat dari matahari dalam kehidupan sehari-hari, maka bisa saja para peserta didik menggunakan bahasa daerahnya.

Misalnya kalau di kelas saya, peserta didik akan menjawab "nggo mepe gabah, Bu!" (Untuk menjemur gabah, Bu!) atau jawaban lain, "untuk mepe baju sama sepatu" (untuk menjemur pakaian dan sepatu), dan masih banyak lagi penggunaan bahasa daerah untuk materi pelajaran lainnya.

Hal ini bukan masalah besar. Mereka tahu konsep matahari dan manfaatnya saja sudah bagus. Namun, sekali lagi ketika melakukan refleksi, guru menggunakan bahasa Indonesia meski sedikit.

Ketiga, keterampilan awal dan kepercayaan diri yang dikembangkan dalam bahasa daerah memiliki dampak positif secara psikologis dan landasan kognitif yang lebih kuat. 

Ketika peserta didik bisa menjawab atau mengemukakan pendapat tentang materi yang dibahas, mereka akan sangat senang dan lebih bersemangat belajar. Rasa percaya diri mereka lebih meningkat. Mereka akan bangga pada kemampuannya dan terus mengasahnya.

Keempat, anak belajar dengan kecepatannya sendiri dan lebih efektif belajar dalam kelompok dengan kondisi yang setara.

Dalam hal ini berlaku jika peserta didik ada yang sudah lancar berbahasa Indonesia dan masih banyak menggunakan bahasa daerah.

Jika ditemukan kelas seperti itu, maka pembelajaran bisa menggunakan prinsip pembelajaran berdiferensiasi bahasa. Tujuannya agar peserta didik nyaman belajar, tanpa harus merasa tertekan dan malu akan kemampuannya.

Kelima, penggunaan bahasa daerah dalam pembelajaran bersifat sementara.

Seperti yang sudah dipaparkan di depan, seiring perkembangan maka di tingkat lebih atas, penggunaan bahasa daerah harus dikurangi. Para siswa mulai belajar dengan bahasa Indonesia sedikit demi sedikit agar mereka tidak kaget dan mudah memahami pembelajaran.

Keenam, bila semua peserta didik sudah cukup menguasai bahasa Indonesia maka pembelajaran dapat menggunakan bahasa Indonesia.

Apalagi jika peserta didik merupakan pembelajar di kelas atas (kelas IV-VI), kosakata bahasa Indonesia lebih banyak daripada peserta didik di kelas awal atau kelas bawah.

Tangkap layar proses transisi penggunaan bahasa daerah ke bahasa Indonesia dari kelas I-III. Tangkap layar dari modul PMM. Dokpri.
Tangkap layar proses transisi penggunaan bahasa daerah ke bahasa Indonesia dari kelas I-III. Tangkap layar dari modul PMM. Dokpri.

Nah, ketika menemukan kemampuan anak yang masih sulit, maka orang tua tidak perlu risau karena para guru akan menggunakan bahasa daerah terlebih dahulu agar peserta didik lancar belajarnya.

Kelak di kelas-kelas berikutnya, kemampuan dan penguasaan bahasa Indonesia akan semakin baik.

Apalagi di kelas atas, mereka akan belajar menuliskan atau membuat kalimat sesuai ejaan yang disempurnakan. Mereka akan lebih mudah menangkap pelajaran, apalagi jika mereka memiliki daya konsentrasi yang tinggi.

Pemetaan Kemampuan Berbahasa Peserta Didik 

Untuk kelancaran pembelajaran maka guru harus melaksanakan persiapan dengan menyusun perencanaan pembelajaran. Langkah ini diawali dengan pemetaan kemampuan berbahasa peserta didik.

Mengapa hal itu harus dilakukan?

Kemampuan berbahasa akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Mereka akan memahami perintah yang diberikan dalam pembelajaran. Akibatnya mereka akan senang dan nyaman dalam belajar.

Dalam proses pemetaan kemampuan berbahasa peserta didik bisa dilakukan pada awal tahun pelajaran. Jika peserta didik baru masuk kelas I maka guru bisa mendapatkan informasi kemampuan berbahasa peserta didik saat pendaftaran.

Data-data tentang pribadi peserta didik, termasuk kemampuan berbahasa atau berkomunikasi bisa dicatat untuk menentukan langkah atau perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.

Namun apabila guru mengajar di kelas II atau III maka mereka bisa berkomunikasi dengan guru yang mengampu peserta didik sebelumnya. Bagaimana kemampuan berbahasa dan berkomunikasi selama pembelajaran di tahun sebelumnya. 

Hasil komunikasi itu juga dicatat dalam jurnal yang bisa dicek secara berkala setiap bulannya selama satu semester. 

Tangkap layar contoh tabel pemetaan dan jurnal kemampuan berbahasa peserta didik dari modul PMM. Untuk tahun pelajaran bisa menyesuaikan setiap tahunn
Tangkap layar contoh tabel pemetaan dan jurnal kemampuan berbahasa peserta didik dari modul PMM. Untuk tahun pelajaran bisa menyesuaikan setiap tahunn

Jangan lupa untuk konfirmasi kepada peserta didik atas kemampuan berbahasanya.

Untuk konfirmasi ini, dapat menggunakan poster atau benda-benda yang sudah dikenal dan peserta didik ditanya tentang hal yang berkaitan dengan poster atau benda tadi.

Atau bisa juga dengan read aloud di mana bukunya lebih banyak gambar daripada tulisan dan guru membacakan sambil bertanya jawab dengan peserta didik.

Ada baiknya untuk persiapan jelang awal tahun pelajaran baru guru di kelas awal (kelas I-III) benar-benar memerhatikan penggunaan bahasa daerah dalam pembelajaran sehari-hari hingga nanti peserta didik siap menerima pembelajaran dengan pengantar bahasa Indonesia.

___

Branjang, 29 Juni 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun