Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Narasi Anak di Dunia Pendidikan

2 Mei 2024   22:44 Diperbarui: 2 Mei 2024   22:45 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap dan tutur kata. Kaki-kaki dengan langkah kecil, mendatangiku. Lapor akan kelakuan atau ucapan temannya.

"Hukum dia, Bu Guru!"

"Dia bicara jorok," kata anak-anak bergantian.

Dengan seragam putih-merah, mereka belajar bersikap dan bertutur kata.

***

Menangis. Sebagai guru di sekolah dasar, menghadapi tangis anak sudahlah biasa. Berebut teman bermain, berebut bangku atau karena buku atau mainan disembunyikan teman lainnya.

Dengan susah, anak-anak diberi pengertian, "jangan usil kalau tak mau diusili." 

Atau, "bermainlah bersama. Tak perlu pilih-pilih teman!" 

Bisa juga, "Bu Guru atur tempat duduk. Bergantian setiap satu bulan sekali."

***

Hadiah. Tengah pelajaran. Ada celotehan anak yang bertanya,"Bu Guru tanggal lahirnya kapan?" Tak ada jawaban untuk pertanyaan itu. Tanggal lahir guru bukanlah hal utama. 

Mendekati bulan lahir, "cieh, ada yang ulang tahun lho."

"Ayo kita urunan."

Hingga berlalu hari lahir sang guru, semua berjalan sebagaimana mestinya. Tanpa hadiah dari anak. Hadiah terbaik adalah karakter positif dalam kehidupan mereka sehari-hari.

***

Naik kelas. Bertanyalah anak-anak, "kalau naik kelas, masih diajar sama Bu Guru kan?"

Penjelasan kalau ganti guru adalah sesuatu yang tak diinginkannya. "Sama Bu Guru terus saja."

Mereka tak tahu, jika terlalu sering bersama gurunya, bisa saja bosan dan ingin suasana baru.

Itulah anak-anak, para pembelajar yang masih polos. Di tangan mereka, masa depan bangsa akan ditorehkan.

___

Branjang, 2 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun