Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Lelaki

15 April 2024   22:57 Diperbarui: 15 April 2024   23:05 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh, nasibku tak seberuntung kawan-kawanku. Kawan-kawan tak merasakan dimarahi dan hukuman setelah menerima rapor. Mereka bisa menonton televisi dengan sepuasnya. Televisi pun sudah berwarna. Sedangkan televisi keluarga kami masih hitam putih.

Bermain di luar rumah juga dibatasi. Kalau tak ada di rumah, Ayah yang turun tangan. Dengan suara keras menyuruhku pulang. Makanya Ayah distempeli sebagai orang galak. Dan aku merasakan sakitnya dirundung karena galaknya bapak. Kawan-kawan tak mau berteman denganku. Apalagi main ke rumah. Mereka sadar, resiko bermain denganku pasti akan kena marah.

"Ayahmu nggak asyik. Suka marah. Galak. Makanya kamu juga galak!" ejek seorang kawan.

Huft...

Kuharap anak-anakmu tak merasakan yang aku rasakan dahulu. Dirundung itu sangat menyedihkan. Lukanya tak bisa terhapus atau dihapus. Sampai kini, aku tak akrab dengan kawan-kawan masa kecil.

Kau masih saja menatap benda pipih menyebalkan itu. Telingamu mendengar film atau apalah dari laptop yang mengalihkan suaraku.

Saat ini aku lebih nyaman untuk mendiamkanmu. Lagi-lagi kulihat kau akan bernasib seperti Ayah. Di masa tua, anak-anak sungkan dan tak merasa memilikinya. Ketika Ayah ingin dekat dengan kami, kami sudah terlanjur asing dengannya.

Kau harusnya belajar biar tak merasakan jauh dari anak-cucu di masa mendatang. Tapi sudahlah. Terserah kau.

***

Aku menenangkan diri di kamar. Sementara anak-anak ada kegiatan dengan kawan-kawannya. 

Kuraih dan kubuka album foto usang dan mulai rusak gambarnya. Foto pernikahan kita yang diambil dari kamera dan rol film. Butuh waktu lama untuk melihat hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun