Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bingkisan untuk Eliz

13 April 2024   11:32 Diperbarui: 13 April 2024   11:33 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali aku melihat Eliz, kadang merasa kasihan. Dalam satu kelasku ini, hanya dia yang beragama Kristen. 

Aku tak tega kalau dia sendirian ketika aku dan teman-teman muslim lainnya melakukan shalat Dhuha atau shalat Dhuhur berjamaah di mushala sekolah.

Dia hanya sendirian bersama bu Kepala Sekolah, melakukan ibadahnya. Itu kalau Bu Kepala Sekolah tidak ada acara. Kalau Bu Kepala Sekolah ada rapat, dan tidak ada guru Agama Kristen, dia belajar sendiri. Membaca kitabnya. Kata guru-guruku, guru Agama Kristen mengajar di beberapa sekolah, jadi tidak bisa mengajak Eliz berdoa atau beribadah sesuai agamanya setiap hari.

"Kamu nggak apa-apa sendirian?" 

Aku bertanya padanya ketika adzan telah berkumandang. 

"Nggak apa-apa, Qila. Kamu shalat dulu, sana!"

Aku pun berlari menuju mushala, biar tidak ketinggalan shalat berjamaah. 

***

Saat bulan Ramadan, kami mengikuti Pesantren Ramadan. Eliz tak berangkat sekolah. Aku pikir itu karena dia merasa sendiri saat dia mengikuti kegiatan keagamaan.

"Eliz sakit. Jadi nggak berangkat sekolah," kata Bu Guru.

Aku dan teman-teman yang mengkhawatirkannya mengangguk. 

"Kita doakan, semoga Eliz lekas sembuh ya, anak-anak!"

"Ya, Bu!"

***

Seminggu sebelum lebaran, aku berangkat sekolah dengan semangat. Semalam aku menyiapkan bingkisan buat Eliz. Kata Ibu, memberikan bingkisan saat lebaran buat Eliz itu bagus sekali. 

Kata Ibu, Rasulullah mengajarkan kalau memberikan sesuatu yang baik kepada orang lain itu tidak pandang agamanya apa.

Di sekolah sendiri juga memberikan bagian zakat fitrah untuk Eliz. Kukira zakat fitrah itu hanya untuk orang yang tidak mampu. 

Eliz tampak senang sekali mendapatkan zakat fitrah itu. 

"Kamu senang, Liz?" tanyaku.

Eliz mengangguk dan tersenyum riang. Lalu aku membuka tasku dan mengeluarkan bungkusan kotak yang sudah kusiapkan untuknya.

"Liz, ini buat kamu ya!"

"Apa ini, Qila?"

Aku tersenyum malu.

"Bukan apa-apa sih. Bukan barang mahal. Tapi kuharap kamu suka ya. Biar kamu bisa ngerasain kebahagiaan juga saat aku lebaran."

Eliz mengangguk. Sesekali dia memandangi kotak yang terbungkus kertas kado bergambar ketupat itu.

"Terima kasih ya, Qila. Aku bahagia sekali!"

___

Branjang, 13 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun