Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ingin Bisa Terbang, Menerbangkan Angan ke Gambaran Anak-Anak yang Lugu

14 Maret 2024   17:24 Diperbarui: 14 Maret 2024   17:32 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan buku Kumpulan Cerita Anak: Ingin Bisa Terbang. Dokpri 

Menulis menjadi hobi yang bisa jadi bermanfaat selama itu bernilai positif. Hal itulah yang saya pegang ketika menulis, baik di Kompasiana, blog pribadi dan media sosial lainnya.

Sebelumnya saya tak membayangkan kalau bisa menulis cerita untuk anak. Jauh sebelum bergabung dengan Kompasiana, saya menulis dengan ragam kanal melalui blog atau platform lain. Saya tak membatasi diri untuk menjadi penulis yang berfokus pada satu hal. Menulis itu mengalir apa adanya.

Pada platform sebelumnya, terus terang saya menulis dengan nama pena. Saya tak ingin diketahui oleh para pembaca. Alhasil, memang banyak sahabat yang bertanya sebenarnya siapa di balik akun tersebut. Namun di Kompasiana, saya ingin tampil lain.

Kembali, kenapa saya bisa tertarik menulis cerita anak. Saya ingat betul, dahulu saya sangat tertarik dan terkesan dengan salah satu penulis yang bisa menulis cerita anak, baik dengan tokoh anak maupun hewan. Nama penulisnya, Lina WH. Tercatat juga sebagai Kompasianer, meski saat ini beliau kurang aktif karena memiliki proyek menulis novel.

Cerita anak yang ditulis Mbak Lina dibuat secara bersambung dengan judul Aqil dan Noya (1-25). Padahal dalam kenyataan, jarang sekali penulis cerita anak yang menulis secara berseri seperti itu. Dari cerita Mbak Lina, cerita itu ditulis untuk mengajak bercerita putranya yang masih balita.

Dari cerita anak yang ditulis Mbak Lina inilah yang membuat saya terpacu untuk berlatih menulis cerita anak. Cerita anak yang pertama kali saya tulis berjudul Angsa yang Baik Hati. Tulisan ini juga saya publikasikan di Kompasiana. Ada empat seri yang saya tuliskan. 

Kalau dibaca-baca, cerita ini masih sangat kurang. Namun sangat berharga bagi saya pribadi, karena menjadi awal bermunculannya cerita anak yang saya lahirkan sampai saat ini.

Baru pada saat masa pandemi, saya bisa menulis fabel Persahabatan di Dunia Rusa. Ada tiga puluh seri yang terpublikasi di Kompasiana ini. 

Meski sering menulis cerita anak, bukan berarti saya menampilkan diri sebagai penulis cerita anak. Saya sadar, menulis cerita anak itu sulit dan melelahkan karena harus menempatkan diri sebagai anak-anak.

Dari cerita anak yang terpublikasi di Kompasiana, tahun 2021 saya kumpulkan menjadi satu naskah dan terbit dengan judul buku "Damai itu Indah". Baru pada akhir tahun 2023 saya memperbaiki atau mengedit naskah buku kumpulan cerita anak kedua saya. Lagi-lagi, buku ini berasal dari tulisan yang telah terpublikasi di Kompasiana.

Di tengah-tengah memperbaiki naskah, saya mencoba menghubungi Admin Kompasiana untuk menanyakan apakah bisa memeroleh Kata Pengantar dari Kompasiana. Alhamdulillah, dari Admin menyatakan bahwa permohonan Kata Pengantar bisa ditujukan kepada Mbak Widha Karina selaku Content Head Kompasiana melalui email Kompasiana. Alhamdulillah, Kata Pengantar akhirnya saya terima pada bulan Januari 2024. Terbitlah buku kumpulan cerita anak kedua saya di tahun ini.

Untuk buku kedua ini, saya memang ingin memperoleh Kata Pengantar dari Kompasiana. Karena di buku cerita anak sebelumnya Kata Pengantar saya dapatkan dari Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gunungkidul. 

Kali ini, buku cerita anak kedua yang saya persembahkan berjudul Kumpulan Cerita Anak: Ingin Bisa Terbang. Pemilihan judul saya ambil karena ada penilaian dari Kompasianer senior, Ayah Tuah. Beliau menyatakan bahwa cerita anak Ingin Bisa Terbang bagus dari sisi story tellingnya.

Di samping itu, Ingin Bisa Terbang merupakan fabel yang memiliki karakter kuat di mana ceritanya mengajarkan agar seseorang bisa menerima kelemahan dirinya. Kelemahan itu akan membuat yang bersangkutan lebih maju di masa depannya.

Buku Ingin Bisa Terbang, menerbangkan angan kita ke masa kanak-kanak yang polos, lucu dan lugu.

Pada akhirnya, saya berharap buku kumpulan cerita anak ini tetap memberi manfaat kepada anak-anak. Bisa memberi warna literasi bagi mereka sehingga warna itu terbawa sampai mereka dewasa.

Salam literasi.

***

Catatan:

Terima kasih kepada Mbak Widha yang menyempatkan diri untuk membaca draft naskah dan memberikan Kata Pengantar. Juga untuk Ayah Tuah yang sering memberi masukan atas tulisan saya, dan Mas Zaldy yang (dulu) mengkritik dengan kiriman link tulisan tentang ulasan cerita anak, serta duo emak dari Gunungkidul (Mbak Niek dan Mbak Lina) yang masih berharap bisa berkarya bareng lagi.

___

Branjang, 14 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun