Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Warna Cinta Pemilu 2024 di TPS 015 Padukuhan Branjang Daerah Istimewa Yogyakarta

14 Februari 2024   12:19 Diperbarui: 14 Februari 2024   19:55 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat bilik suara di TPS 015 Padukuhan Branjang. Dokpri

Pesta demokrasi telah tiba. Pemilu 2024 yang dilaksanakan hari ini, 14 Februari, membuat rakyat Indonesia berdatangan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) setempat. 

Saya berangkat ke TPS 015 Padukuhan Branjang bersama saudara sekitar pukul 09.00 WIB. Jarak dari rumah tidak sampai satu kilometer. Semula saya berencana berangkat pukul 07.30an. Rencana ini batal karena masih ada kesibukan lainnya.

Beberapa menit kemudian, sesampai di TPS 015, banyak warga yang sudah mengantri. Padahal perkiraan saya kalau berangkat pada pukul 09.00an, tidak begitu antri. Langsung saja kami menyerahkan undangan dan KTP kepada petugas KPPS. Lalu menunggu dipanggil oleh petugas lainnya.

Sambil menunggu dipanggil petugas untuk menerima surat suara dan melakukan pencoblosan, kami mengecek daftar pemilih dan calon legislatif yang terpasang di sisi belakang tempat antrian.

Menyimak daftar nama calon legislatif dari tingkat kabupaten hingga pusat pada papan pengumuman, ternyata agak bingung juga mau pilih siapa.

Akhirnya saya pribadi memutuskan kalau nanti di bilik suara akan mencoblos partai-partai yang mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pilihan saya saja. Itu niat saya.

Menyimak daftar nama calon legislatif pada Papan Pengumuman TPS 015 Padukuhan Branjang. Dokpri
Menyimak daftar nama calon legislatif pada Papan Pengumuman TPS 015 Padukuhan Branjang. Dokpri

Saya yakin, bukan hanya saya yang memutuskan seperti itu. Memang selama kampanye kemarin, bisa diamati bahwa di kalangan masyarakat hanya terfokus pada kampanye capres-cawapresnya. Kurang menyentuh dan mengenal calon legislatif yang akan mewakili suara warga di wilayahnya masing-masing.

Setelah menunggu beberapa puluh menit, akhirnya nama saya disebutkan oleh petugas. Saya segera menuju ke meja untuk tandatangan dan menerima surat suara. Lalu saya menuju ke bilik suara yang letaknya paling timur. Untuk TPS 015 ada empat bilik suara yang disiapkan.

Saya letakkan surat suara di meja bilik suara. Saya bolak-balik untuk memilih surat suara mana yang harus dicoblos. Untuk mudahnya, saya ambil surat suara untuk presiden. Saya buka surat suaranya, berdoa dan mengambil paku di sisi papan coblosan. Dilanjutkan surat suara lainnya.

Ternyata, begitu membuka surat suara yang tebal dan lebar untuk pemilihan anggota legislatif membuat keringetan juga. Sekaligus bingung, mau mencoblos anggota legislatif yang mana. Alhasil, agak lama juga berada di bilik suara.

Setelah berlama-lama di bilik suara, selesailah sesi pencoblosan. Surat suara yang sudah terlipat rapi langsung saya bawa dan masukkan ke kotak suara. Berharap pilihan saya nantinya bisa amanah baik pilihan anggota legislatif, maupun presiden dan wakil presiden.

Langkah terakhir sudah pasti mencelupkan jari kelingking ke dalam tinta. Ada yang menarik saat pencelupan jari ke tinta. Saudara saya mencelupkan kelima jari kirinya. Itu sudah diniatkan sejak awal, sebelum berangkat ke TPS. 

"Lha kan yang dipilih ada lima. Surat suaranya lima. Anggota DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi, DPR RI, DPD dan Capres-cawapres. Jadi ya celupkan saja kelima jarinya," kurang lebih begitu alasannya. 

Pencelupan jari ke tinta selesai. Oleh petugas saya dan para pemilih dalam pemilihan umum di TPS kami diberi wafer cokelat dengan tulisan yang bermacam-macam dan berpita pink. 

Wafer cokelat yang diperoleh setelah pesta demokrasi. Dokpri 
Wafer cokelat yang diperoleh setelah pesta demokrasi. Dokpri 

Saya sebelumnya memang mendengar rencana, bahwa ada seorang warga yang ingin meramaikan pemilu tahun ini dengan memberikan cokelat karena waktu pelaksanaan pemilu yang berbarengan dengan Hari Valentine. Warga ini bukan dari calon legislatif ataupun keluarganya. Tidak ada kepentingan politik apapun. Sekadar ingin pemilunya sedikit lebih seru. Ternyata rencana tersebut benar-benar dilaksanakan. 

Demikian pencoblosan di TPS kami hari ini yang agak berbeda daripada pelaksanaan pemilu tahun-tahun sebelumnya.

Sekali lagi besar harapan saya, yang saya yakin juga harapan semua rakyat di Indonesia, bahwa nantinya anggota legislatif dan presiden-presiden benar-benar amanah dan membawa kemajuan serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Aku wis nyoblos. Dokpri.
Aku wis nyoblos. Dokpri.

___

Branjang, 14 Februari 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun