Sebaliknya, jika tidak terbentuk regulasi diri maka peserta didik akan berperilaku di luar kendali, mudah gelisah, kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan banyaknya aktivitas yang dijalani, kesulitan untuk bersabar menunggu giliran, kesulitan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain, serta mudah menampilkan agresi dan berkata kasar serta mudah terpengaruh perilaku negatif seperti penyalahgunaan narkoba.
Langkah untuk mengarahkan peserta didik agar bisa meregulasi dirinya antara lain mengelola waktu yang baik, berpikir kritis dan analitis serta mengelola perasaan.
Mengelola waktu, para peserta didik diajak untuk membagi waktu. Waktu yang ada dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif sehingga tidak terpikir untuk berperilaku yang bertentangan dengan norma-norma.Â
Berpikir kritis dan analitis terhadap sesuatu diperlukan agar bisa mengambil keputusan secara bertanggungjawab. Sementara mengelola perasaan artinya peserta didik dilatih untuk mengelola emosi dengan baik. Mereka diajak untuk mengingat kembali hal-hal baik dan membanggakan yang bisa membuat diri mereka bangga. Dengan demikian mereka bisa mensyukuri apa yang diraih dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Kemudian mereka menceritakan kepada teman-temannya secara bergantian. Harapannya cerita tadi bisa membuka wawasan dan mengasah perasaan serta simpati-empati kepada sesama.
Perilaku Asertif
Perilaku asertif adalah kemampuan seseorang untuk mengatakan "ya" atau tidak secara tegas terhadap sesuatu. Tidak semua peserta didik bisa melakukannya.Â
Ketika ada seorang teman yang melakukan perbuatan melanggar peraturan sekolah, ada peserta didik yang ikut-ikutan melakukannya ketika diajak. Meski dia tahu kalau hal tersebut keliru. Namun dia tidak menolak ketika diajak melakukan pelanggaran.
Dalam kondisi tersebut, peserta didik yang ikut-ikutan itu jelas tidak memiliki kemampuan asertif. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara melatih peserta didik berperilaku asertif?
Langkah yang bisa ditempuh misalnya diajak untuk berdebat dalam pembelajaran. Caranya kelas dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok tersebut dibagi menjadi kelompok pro masalah dan kontra masalah. Dalam berlatih berdebat ini, mereka dilatih untuk mempertahankan argumen dengan bukti-bukti yang ada. Bukan perkara benar atau salah.
Nantinya setelah perdebatan itu selesai, barulah ditarik kesimpulan dari permasalahan yang diperdebatkan. Peserta didik pada akhirnya berlatih mengambil keputusan yang terbaik.