Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masih Ada Ayah di Hari Ibu

21 Desember 2023   11:43 Diperbarui: 21 Desember 2023   11:50 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini aku mengikuti upacara bendera hari Senin seperti biasanya. Kata Bu Kepala Sekolah, hari ini adalah hari terakhir upacara di semester ini. 

Oh iya. Upacara bendera hari ini cukup istimewa. Petugas upacaranya adalah ibu guru kami dan Kepala Sekolah. Itu tentu sangat berkesan bagi kami.

Biasanya petugas upacara bendera adalah siswa-siswi dari kelas atas. Bu Kepala Sekolah yang menjadi pembina upacara, menjelaskan kalau ibu guru menjadi petugas upacara karena memperingati Hari Ibu. 

Hari Ibu tahun ini kebetulan jatuh di hari Jumat yang akan datang, tepat saat aku dan teman-teman menerima rapor. Jadi, upacara bendera dalam rangka mengisi dan mengistimewakan Hari Ibu itu dimajukan di hari Senin ini.

Upacara berlangsung lebih hikmat daripada upacara-upacara sebelumnya. Aku melihat ibu guru bisa tertib dalam menjalankan tugas sebagai petugas upacara. 

Membaca teks baik pembawa acara, Pembukaan UUD 1945, Doa sangat lancar. Tak seperti kalau siswa yang bertugas, kadang ada sedikit kekeliruan. Grup paduan suara pun lebih kompak dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta dan menyanyikan lagu wajib "Bagimu Negeri".

Pemandangan upacara hari ini benar-benar berkesan bagiku. Apalagi saat Bu Kepala Sekolah menyampaikan amanat kalau kami harus menghormati ibu. Kami harus bersyukur karena ada ibu yang selalu siap untuk membantu kami setiap saat. Dari menyiapkan makan, mencuci baju, minta uang saku dan sebagainya.

Aku setuju dengan amanat Bu Kepala Sekolah. Namun, aku agak sedih. Aku tak seberuntung teman-teman yang lain. Aku sudah tidak punya ibu. 

Ibuku meninggal saat aku naik kelas tiga kemarin. Ibu sangat menyayangiku, juga kakakku. Ibu selalu mengajariku belajar saat di rumah. 

Aku sangat kehilangan ibu. Senyum ramah ibu, kasih sayang ibu tak bisa kurasakan lagi saat ini. Kini aku hanya tinggal bersama ayah. Sedang kakakku sekarang sekolah di pondok pesantren. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun