Terkadang para peserta didik kurang menyadari kesehatan tubuhnya. Hingga mereka berangkat sekolah. Di tengah-tengah pelajaran, mereka mengeluh pusing atau muntah. Alhasil, mereka beristirahat di UKS sambil menunggu jemputan orang tua atau wali.
Nah, saat salah satu siswa merasa tidak enak badan, tiba-tiba muntah di kelas pasti akan membuat kelas tidak nyaman. Meja, buku dan lantai kotor oleh muntahan siswa. Dengan sigap, saya mengajak para peserta didik lainnya membersihkan kelas.
"Uwek, Bu. Mambu (Bau, Bu!)," ucap beberapa siswa yang merasa jijik.
"Nggak apa-apa, nak. Yang penting kita bersihkan kelas bersama-sama biar bisa belajar nyaman," komentar saya.
Lalu saya meminta tolong ke beberapa peserta didik untuk meminjam ember dan pel kepada penjaga sekolah.Â
"Biar saya yang pinjam ke Pak Susan, Bu," tawar seorang siswi. Pak Susan adalah penjaga sekolah di sekolah kami.
Tak berapa lama satu ember dan dua pel sudah siap. Pembersih lantai pun sudah saya siapkan. Akhirnya ember saya tuangi cairan pembersih lantai ditambah air bersih untuk mengepel lantai yang sebelumnya sudah dibersihkan.Â
"Bu, mbok yang ngepel itu si X. Kan dia yang muntah," usul salah satu peserta didik saat saya mulai memasukkan pel ke dalam ember berisi air yang diberi cairan pembersih lantai.
"Lha kan dia sakit. Biar dia istirahat ya!"
"Tapi, Bu..."
"Eh... kalau ada teman yang sakit ya harus kita bantu, nak. Nggak mungkin dia membersihkan lantai karena badannya nggak sehat. Ya seperti kalau kalian di rumah. Misalnya kamu sakit, terus muntah. Yang membersihkan bukan kamu sendiri 'kan?"