Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Belajar Membaca Crita Cekak (Cerkak) bagi Guru, Boleh Juga Loh!

31 Mei 2023   22:18 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:21 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber Pendampingan Persiapan Kompetisi Maca Cerkak Jenjang SD/MI dari Dinas Kebudayaan GK dan bapak Akhir Lusono. Dokpri 

Tak Tahu Kegiatan Apa

Saat syawalan satu Gugus SD, Kepala Sekolah dan salah seorang teman guru ---saya biasa menyapa mbak Dina--- tiba-tiba bertanya, "Bisa kan, Bu?"

Saya hanya menjawab saja "iya". Saya kira itu pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan refreshing se-gugus yang akan dilaksanakan bulan Agustus. Ternyata keliru perkiraan saya.

"Acara nulis cerkak, mbak," kata mbak Dina. Cerkak adalah cerita pendek dalam bahasa Jawa. 

Kepala Sekolah dan teman-teman memang tahu kalau saya senang menulis, jadi mereka mengira kalau saya bisa menulis cerkak. Padahal, sebenarnya saya kesulitan untuk menulis cerkak. Meski saya sering menulis cerpen atau cernak. Makanya saya merasa pesimis juga. 

Itu juga saya alami saat saudara mengirimkan sebuah link untuk sayembara penulisan cerkak yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. 

Menulis cerkak itu sulit, meski saya sebagai orang Jawa dan untuk berkomunikasi lebih banyak berbahasa Jawa. Beberapa kali saya menulis cerkak di sebuah media online. Tetap saja kurang pede. 

"Aku ora isa nulis cerkak ki, mbak". (Aku tidak bisa menulis cerkak, mbak)

"Dicoba, mbak. Ngancani aku (menemani aku)," begitu permintaan mbak Dina.

Okelah. Kalau didhawuhi atau diperintah Kepala Sekolah dan diajak teman, artinya mereka percaya kalau saya bisa menjalani itu.

Dalam perjalanannya, barulah saya dan mbak Dina tahu kalau acara sebenarnya adalah Pendampingan Persiapan Kompetisi Maca Cerkak yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Gunungkidul. Memang saat awal, setiap Korwil diminta mengirimkan 5 guru untuk kategori cerkak, macapat, alih aksara, dongeng. 

Dalam edaran yang diterima sekolah beberapa hari berikutnya, pelaksanaan antara kategori satu dan yang lainnya tidak berbarengan. Agak kecewa juga, karena inginnya saya dan mbak Dina bisa berbarengan dalam kegiatan tersebut. Mbak Dina masuk ke kategori macapat-an.

Ya sudahlah, mau tak mau kami memenuhi undangan sesuai jadwal yang ditentukan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Gunungkidul.

Pelaksanaan Pendampingan Persiapan Kompetisi Maca Cerkak 

Pak Akhir Lusono memberikan ilmu tentang membaca cerkak yang pas. Dokpri 
Pak Akhir Lusono memberikan ilmu tentang membaca cerkak yang pas. Dokpri 

Saya sendiri berangkat lebih dulu dalam kegiatan pendampingan itu, tepatnya hari Senin, 22 Mei 2023. Acaranya cukup seru. Kami diajak belajar untuk berlatih membaca cerkak. Harapan dari Dinas Kebudayaan, kami, para guru bisa melatih siswa untuk persiapan kompetisi maca cerkak yang diperkirakan akan dilaksanakan pertengahan bulan Juni. 

Sebelum acara dimulai, materi cerkak dibagikan oleh panitia. Agak terkejut juga saat menerima naskah cerkak itu. Pasalnya, naskah cukup panjang. Sekitar tiga lembar dengan spasi satu dan ukuran huruf kecil. Wah, saya sudah pesimis duluan untuk belajar maca cerkak dengan baik.

Untungnya dalam kegiatan tersebut, narasumber memberikan banyak ilmu sekaligus contoh dalam membaca cerkak yang baik. Beliau adalah bapak Akhir Lusono, seorang sastrawan Jawa dari Gunungkidul. 

Kami lebih banyak berdiskusi tentang beberapa hal. Pertama, beliau memaparkan bahwa cerkak termasuk karya sastra yang bisa dibawakan secara lisan/dibaca. Dalam hal ini, berkaitan dengan seni. Karena berkaitan dengan seni, maka tidak ada salah atau benar dalam maca atau membacanya. Yang ada hanya pas (trep) atau tidak.

Kami diingatkan bahwa dalam penilaian, Dewan Juri/ Dewan Pambiji itu subjektif. Yang jelas, kriteria wicara, wirama, wiraga dan wirasa sangat diperhatikan. Wicara berkaitan dengan pengucapan atau artikulasi; wirama berkaitan dengan ketukan/irama; wiraga berkaitan dengan sikap dan gerak tubuh; wirasa berkaitan dengan ekspresi/mimik wajah.

Dalam kesempatan pendampingan, ada sebuah cerita dari guru pendamping lomba cerkak di mana siswanya tidak juara. Padahal dilatih dengan baik, termasuk ekspresi. Ternyata yang juara malah yang penampilannya kurang dalam penghayatan. 

Menanggapi cerita ini, bapak Akhir mengungkapkan bahwa kompetisi maca cerkak tidaklah sama dengan dramatisasi cerkak. Jadi, dalam membaca, peserta lomba harus natural. 

Trik Melatih Maca Cerkak

Berdiskusi dengan pak Akhir Lusono. Dokpri 
Berdiskusi dengan pak Akhir Lusono. Dokpri 

Dalam melatih siswa, paling tidak harus memperhatikan unsur-unsur cerkak, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Selain itu psikologis anak, rasukan atau pakaian bisa disiapkan sebaik mungkin. Jadi, fisik dan non fisik harus disiapkan agar bisa maksimal dalam berkompetisi nantinya.

Di lapangan, untuk melatih siswa agar percaya diri dalam lomba maca cerkak tidaklah mudah. Banyak siswa yang kesulitan membaca naskah berbahasa Jawa. Mereka sulit membedakan cara membaca jika ada kata/ukara yang mengandung huruf 'd' dan 'dh', 't' dan 'th' dan pengucapan lainnya.

Pak Akhir memberikan trik untuk menanamkan rasa percaya diri dalam tampil di muka umum/lomba. Diantaranya, anak diajak latihan di keramaian/tempat umum. Tujuannya agar anak tidak canggung/malu saat tampil dalam lomba. Beliau menceritakan bahwa langkah itu pernah dipraktekkan saat melatih putri-putrinya dalam persiapan lomba serupa. 

Selain itu ditekankan agar siswa diyakinkan bisa menguasai materi/naskah untuk lomba. Orang tua dan guru harus memberikan aura positif agar anak juga merasakan aura itu sehingga anak akan percaya diri.

Trik berikutnya, dalam hal olah vokal, anak bisa dilatih dengan membaca puisi atau menyanyi. Selain itu, spelling/mengeja huruf vokal. Dalam spelling ini anak mengeja huruf vokal, dilanjut menarik napas dan keluarkan. 

Pelatih atau pendamping juga bisa mengajak anak membaca naskah dengan tempo lambat, sedang dan cepat. Tujuannya agar anak bisa lebih luwes dalam membaca cerkak yang trep atau pas.

Perlu adanya sikap dan cara pendamping yang baik dalam melatih anak untuk lomba membaca cerkak. Paling tidak ada sikap gupuh/antusias, suguh/menarik minat dengan banyak cara dengan suguhan bermacam-macam dan aruh/semanak atau ramah kepada anak.

Pada penghujung kegiatan pendampingan, pak Akhir mengingatkan bahwa di samping melatih kepercayaan diri anak, kompetisi maca cerkak ini merupakan upaya melestarikan budaya di tengah perkembangan zaman. Kalau bukan guru sebagai pendamping dan orang tua, dan siswa/anak, siapa lagi yang bisa melestarikan budaya adiluhung ini?

Branjang, 31 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun