"Itu namanya nggak sopan. Bu Zum bisa rugi. Kalau Bu Zum rugi, bisa-bisa nggak bisa jualan lagi!" Tutur ibu dengan bijak.
Benar sih kata ibu. Perbuatan kami memang tidak sopan. Apalagi ustadz bilang kalau rezeki tak akan tertukar.Â
***
Ketika sore hari, setelah shalat Asar, aku dan teman-teman bergegas ke masjid untuk takjilan atau buka puasa bersama. Jambu air, buah talok atau kersen serta snack dan minuman orson aku bawa ke masjid.Â
Mendekati waktu buka puasa aku sendiri sangat bahagia, karena tubuhku tidak lemas. Aku berhasil puasa sehari penuh. Tak seperti teman sekelasku yang masih puasa mbedhug atau puasa Asar. Atau bahkan ada yang pasa manuk podhang.
Puasa mbedhug itu maksudnya puasa sampai waktu Dhuhur. Sementara puasa Asar ya puasanya sampai azan Asar. Istilah puasa mbedhug dan puasa Asar kami iringi guyon. Puasa Mbedhug kejegluk-jegluk. Puasa Asar kesasar-sasar. Meski kami tak tahu maksud sebenarnya apa. Hahaha.
Nah kalau pasa manuk podhang itu istilah untuk anak yang tidak puasa sama sekali. Kalau orang tua kami sering menambahkan pasa manuk podhang, esuk-esuk wis madhang. (Puasa burung podhang, pagi-pagi sudah makan)
Seperti di tempat lainnya, saat takjilan, pasti kami diajak membaca Iqra sesuai kemampuan kami dan mendengarkan dongeng atau kisah nabi.Â
Selesai membaca Iqra dan mendengarkan dongeng, kami bersiap-siap untuk buka puasa di emper masjid. Ustadz membagikan nasi takjil. Bekal buah, snack dan minuman kami jejer rapi sambil menunggu bedhug dan azan Maghrib.
Sungguh pengalaman ini sangat berkesan. Aku sendiri pasti akan mengingatnya sampai kapanpun.
Branjang, 8 April 2023