Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belajar Menjadi Perempuan Baik

14 Februari 2023   20:44 Diperbarui: 14 Februari 2023   20:46 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: merdeka.com

Selepas shalat Dhuhur, aku tidur. Sementara suamiku masih ngantor. Sebelum adzan Dhuhur tadi dia telepon, menanyakan kondisiku. Masih puasa atau sudah buka.

Dia tersenyum bahagia melihatku berkemauan besar dalam berpuasa. Aku yang biasanya ngeyel kalau diberitahu tentang ajaran agama, akhirnya mau belajar agama.

Meski aku ngeyel, tak pernah dia membentakku atau melakukan kekerasan fisik. Boleh dikata dia sangat sabar dalam menghadapiku. 

Sebelum menutup teleponnya, dia tetap berpesan padaku, "tak boleh memaksakan diri. Latihan dulu," begitu ucapnya.

***

Samar-samar kudengar suara adzan. Kulihat jam dinding di atas pintu kamar menunjukkan pukul 15:12. Alhamdulillah, aku bisa tidur lumayan lama. Jadi, aku tak merasakan lapar yang mendera.

Aku segera bangun. Kutunggu beberapa saat, biar mata dan tubuhku bisa fresh. Selepas itu, aku menuju kamar mandi dan berwudhu.

Kutunaikan shalat Asar. Kumemohon kekuatan kepada Allah agar puasaku bisa sempurna di hari pertama puasa sunahku. Aku benar-benar ingin merasakan nikmatnya berbuka puasa.

Saat doa selesai kupanjatkan, terdengar suara pintu kamar diketuk. Dan salam diucapkan suamiku.

Masih dengan mengenakan mukena, aku berdiri dari dudukku dan melangkah menuju pintu. Kurasakan tubuhku berat. Pandanganku berkunang-kunang. Namun aku tetap berhasil membukakan pintu kamar.

Beberapa saat kemudian, wajah suamiku terlihat kabur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun