Televisi pun tak menyala seperti biasa. Aku berpikir kalau kau sedang beristirahat di kamar. Jadi, aku dengan sedikit lega kembali ke sekolah.
Hingga akhirnya sore hari, setelah menjemput si bungsu, aku ke rumahmu lagi. Lagi-lagi kau tak terlihat. Aku hanya ngobrol di depan rumah dengan kembaranku ---putri bungsumu--- dan mengawasi si bungsu.Â
Jelang Maghrib aku pulang. Masih bercanda dengan teman-teman penulis yang sedang menggarap proyek buku.
Belum lama sampai di rumah, suamiku menyuruhku untuk ke rumahmu lagi. Deg! Aku khawatir kalau ibu stroke lagi. Soalnya menantumu itu bertanya, "Mbah uti kenapa, Bu? Kok Mbah Mar sama Bulik Lalo buru-buru ke sana".
Segera aku ke rumahmu lagi. Si bungsu dimomong menantumu. Sesampai di rumahmu, aku shock. Kudengar dari luar, Bulik mengucapkan, "ibumu sudah nggak ada. Yang sabar ya. Semoga ibumu husnul khatimah".
***
Kini sudah menginjak tahun ketiga kau berpulang kepada Ilahi. Aku hanya bisa mendoakanmu, semoga kuburmu dilapangkan.Â
Melikan, 16 Januari 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI