***
Antara prihatin, gemas dan lucu saya membaca koreksian dari Tim Validasi Platform Merdeka Mengajar itu. Namun, di balik perasaan saya itu, ada harapan dari saya pribadi bahwa tulisan-tulisan yang ada di dunia maya (google) ----entah tulisan saya atau guru-guru lain di berbagai penjuru tanah air--- tidak serta merta dicopas. Saya percaya bahwa guru Indonesia sangat hebat.
Karenanya akan lebih baik apabila tulisan-tulisan tadi menjadi gambaran saja, bagaimana para guru harus mengerjakan refleksi atau Aksi Nyata.Â
Saya akui, memang sangat bagus jika membaca tulisan guru-guru sebelum mengerjakan Aksi Nyata. Akan tetapi ketika mengerjakan tugas sendiri dari platform Merdeka Mengajar ada baiknya dimodifikasi dan dibuat kalimat sendiri karena saya yakin para guru memiliki pengalaman sendiri yang tak kalah seru dalam pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa.Â
Dari tulisan guru lain, seorang guru bisa berimajinasi dan kreatif, lalu menuliskan pengalaman sendiri dengan gaya bahasanya sendiri. Ya, seperti para siswa yang dididik untuk kembali menceritakan sebuah teks bacaan dengan bahasa mereka sendiri. Saya kira, itu tidak terlalu sulit bagi guru.
Sebagai guru yang terbiasa mendidik para siswa agar berkarakter, maka sudah selayaknya guru harus lebih berkarakter. Sepakat bukan?
Salam hangat untuk para sahabat ---guru di seluruh Indonesia ---.
Branjang, 29 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H