Saat terjadinya banjir pada Sabtu dini hari itu, membuatku teringat banjir yang melanda wilayah kami beberapa tahun yang lalu.Â
Kalau tak keliru, Badai Cempaka yang membuat hujan beberapa hari mengguyur wilayah kami. Hingga air sungai meluap. Jembatan putus membuat satu wilayah terisolir. Akibatnya beberapa tokoh politik yang mengunjungi lokasi ini.Â
Selain itu area persawahan di beberapa tempat juga tersapu banjir bandang. Tak hanya itu, di dusunku juga ada rumah warga yang kebanjiran. Padahal warga yang tinggal di rumah itu sudah sepuh.Â
Saluran air di belakang sekolah tempatku bekerja juga cukup tinggi debit airnya. Cukup mengkhawatirkan kalau para siswa bermain di belakang sekolah. Mereka memang terbiasa bermain di sana. Entah mencari udang, atau sekadar bermain air. Sampai-sampai kami sebagai guru harus sering-sering mengingatkan agar para siswa tidak ke belakang sekolah.
Alhamdulillah untuk banjir saat ini tidak begitu parah di dusunku. Ya...kini jembatan ditinggikan sehingga debit air yang mengalir bisa lebih lancar arusnya. Warga juga bergerak cepat saat satu-satunya sekolah di dusunku tergenang air.
***
Hujan dini hari ini membawa cerita sendiri-sendiri. Dan itu menjadi bahan pembicaraan baik saat bercengkrama maupun melalui chat WhatsApp, untuk hari ini.Â
Ah...iya. Pemimpin daerah bersama jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengadakan peninjauan ke beberapa tempat yang parah diterjang banjir. Tak lupa bantuan sembako diberikan untuk warga. Semoga saja, musim hujan tetap aman terkendali di manapun berada.Â
Branjang, 19 November 2022